Inilah Langkah Bekraf Pupuk Potensi Industri Kreatif Indonesia
“Bekraf memang tidak mempunyai kewenangan untuk menyalurkan dana eksklusif kepada pelaku industri kreatif, tetapi kami berkewajiban untuk mendekatkan pelaku industri dengan perbankan melalui penyelenggaraan Bekraf Financial Club,” kata Fadjar Utomo Deputi Akses Permodalan Bekraf
Diadakan Di Beberapa KotaKarena sifatnya untuk membantu para pelaku industri kreatif secara menyeluruh, jadwal derma keuangan Bekraf ini akan jalankan di beberapa kota besar ibarat contohnya Jakarta, Jogja serta Bandung. Sama ibarat yang telah disampaikan di atas, tujuannya yaitu menjadi jembatan antara pelaku bisnis kreatif dengan industri perbankan.
Fadjar memberikan bahwa selama ini perbankan bukan tidak berminat kepada industri kreatif, tetapi isu mengenai acara bisnis ini memang terbilang cukup terbatas. Oleh alasannya itu, dengan membuka isu yang lebih gampang untuk dijangkau para pelaku industri kreatif nantinya diperlukan semakin banyak pelaku bisnis yang dapat memanfaatkan kemudahan perbankan.
Untuk mendukung upaya tersebut Bekraf telah menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan perbankan besar. Hingga ketika ini, Bekraf tercatat telah menjalin kolaborasi dengan sejumlah bank pelat merah antara lain PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah, dan PT Mandiri Tbk. Dalam waktu dekat, Bekraf dijadwalkan melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT BNI Tbk. dan PT BRI Tbk.
Nantinya tujuan utama yang ingin diraih Bekraf yaitu menjadi pendamping para pelaku perjuangan kreatif biar dapat melaksanakan aneka macam hal teknis terkait dengan jurusan finansial.
“Layaknya UMKM, industri kreatif seringkali tidak bankable alasannya mereka tidak mempunyai perencanaan keuangan, dan laporan keuangan yang sistematis. Di sinilah tugas Bekraf melalui pendampingan, dari sisi perbankan, kami sudah mempunyai planning pengadaan business matching selama tahun ini untuk mengatasi misinformasi terkait industri kreatif,” ungkap Fajar.
Menurut data Bank Indonesia, penyaluran kredit perbankan ke UMKM mencapai Rp857 triliun per Desember 2016 dengan jumlah nasabah sebanyak 13,67 juta. Dari angka tersebut, dominan kredit perbankan masih disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran 52,7%, diikuti oleh industri pengolahan 10,3%, dan perhatian dan kehutanan 8,2%.
Baca juga: Menilik Besarnya Potensi Marketing Via Social Game
Dengan pembagian kredit perbankan semacam ini, tentunya masih banyak potensi yang dapat dimanfaatkan terutama untuk pelaku kreatif yang terbilang masih cukup minim. Dalam data yang dihimpun tercatat bahwa porsi kredit uMKM di sektor industri kreatif hanya berjumlah 11,9%. Angka tersebut bertambah menjadi Rp106,42 juta pada periode yang sama.
Mengenai industri yang menjadi sasaran untuk kredit jenis ini yaitu contohnya industri perfilman, radio, televisi, dan hiburan, piranti lunak, arsitek, kuliner, serta pakaian jadi.
[embedded content]
Sumber http://pusatgratisku.blogspot.com/