Ciptakan Hoax Analyzer, Mahasiswa Itb Wakili Asean Di Microsoftt Imagine Cup 2017
Bertepatan dengan munculnya ilham tersebut, mereka bertiga sepakat untuk mengikuti kompetisi Microsoft Imagine Cup yang merupakan kompetisi internasional besutan perusahaan raksasa Microsoft.
Perjuangan Menuju Tingkat DuniaSalah satu motivasi bagi ketiganya untuk tetap berupaya membuatkan aplikasi Hoax Analyzer salah satunya yakni untuk sanggup mengharumkan nama ITB serta Indonesia pada umumnya. Meskipun dikala ini sedang mengenyam pendidikan tingkat akhir, di sela kesibukan ketiganya tetap berupaya untuk meningkatkan fungsi dari aplikasi berantas hoax tersebut.
Jalan yang dilalui tentu tidak mudah, pada awalnya mereka harus mengikuti kompetisi tingkat regional Indonesia. Menyisihkan beberapa temuan teknologi lain, hasilnya Tim Cimol berhasil menjadi perwakilan Indonesia untuk melaju ke tingkat ASEAN.
Tak disangka, prestasi kembali di raih ketika mereka berlaga di tingkat Asia Tenggara. Meskipun harus menghadapi beberapa tentangan yang sanggup dibilang sudah lebih bersahabat dengan dunia teknologi ibarat Singapura, tim Indonesia berhasil menjadi jawara dan memastikan langkah hingga ke babak final mewakili wilayah ASEAN.
Disampaikan bahwa, nantinya Tim Cimol akan menjadi satu dari puluhan penerima lain yang mengikuti World Final Microsoftt Imagine Cup 2017. Tidak tanggung-tanggung, kompetisi besar tersebut akan digelar pribadi di markas sentra Microsoft di Seattle, Amerika Serikat pada bulan Juli 2017 mendatang.
Untuk urusan hadiah, sesudah mengantongi hadiah 3000 USD dari kompetisi tingkat ASEAN, Tim Cimol berkesempatan mendapat hadiah utama sebesar 100 ribu USD atau setara dengan Rp 1,3 miliar. Tidak hanya itu, tim pemenang nantinya juga akan mendapat hadiah suplemen dalam bentuk layanan Microsoft Azure senilai Rp 1,6 miliar.
Sekilas Tentang Aplikasi Hoax AnalyzerMengenai teknologi yang dipakai untuk membentuk aplikasi Hoax Analyzer, intinya bekerja dengan cara mengubah keyword dalam bentuk susunan kata atau kalimat, menjadi query yang akan diolah memakai algoritma tertentu. Untuk menjalankan proses tersebut Hoax Analyzer memakai teknologi Natural Language Processing (NLP), yang nantinya sanggup memberi pendekatan pengolahan bahasa yang sering dipakai insan supaya sanggup dimengerti komputer.
Dari situ, Hoax Analyzer akan menampilkan hasil analisis dalam bentuk persentase antara fakta, hoax atau tidak diketahui. Hasil prosentase tersebut didapatkan dari tumpuan media yang ada di internet. Makara secara sederhana, Hoax Analyzer akan mencari gosip lewat media kemudian coba diterjemahkan untuk mengetahui sebuah gosip tersebut fakta atau bukan.
Ketika mencoba aplikasi ini, yang perlu dipahami yakni seluruh gosip disajikan dalam bahasa Inggris, hal ini tentunya tidak terlepas dari alasan sebab Hoax Analyzer merupakan proyek yang dibentuk untuk mengikuti kompetisi berskala internasional. Namun meskipun begitu, Hoax Analyzer tetap sanggup dipakai untuk menganalisa frasa atau kalimat dalam bahasa Indonesia.
Baca juga: Fauzan Helmi Tawarkan Teknologi Sebagai Solusi Masalah Transportasi
Setelah mencoba dan melihat hasilnya, sanggup dipahami secara umum prosentase yang diberikan untuk menilai sebuah gosip itu fakta atau hoax, didasarkan dari gosip yang ada di aneka macam media online. Nah disinilah letak kekurangan dari layanan ini. Karena ibarat diketahui, ada kalanya media berbasis online juga sanggup saja mencantumkan sesuatu yang belum teruji kebenarannya.
Namun bagaimanapun, konsep yang ditawarkan lewat adanya aplikasi Hoax Analyzer merupakan langkah yang luar biasa potensial dan patut diapresiasi. Terlebih ini merupakan hasil karya putra bangsa. Bagi rekan-rekan yang penasaran, sanggup mencoba aplikasi ini dengan mengunjungi alamat situs hoaxanalyzer.com dan semoga Tim Cimol sanggup mendapat prestasi yang lebih baik lagi di ajang final nantinya.
[embedded content]Sumber http://pusatgratisku.blogspot.com/