Integrasi Sosial: Pengertian, Syarat, Proses, Faktor, Bentuk Dan Contoh
Integrasi sosial – yakni definisi dari sebuah sistem yang mengalami pembauran sampai menjadi suatu kesatuan yang utuh. Integrasi diadopsi dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Syarat keberhasilan integrasi sosial terletak pada setiap individu yang harus sanggup mengendalikan perbedaan atau konflik, sanggup mengisi kebutuhan satu sama lain, adanya janji mengenai norma-norma di masyarakat. Selain itu, ada pula faktor pendorong dan penghambat social integration serta contohnya yang akan di bahas lebih lengkap dibawah ini.
Daftar isi
- A. Pengertian Integrasi Sosial Secara Umum
- B. Pengertian Integrasi Sosial Menurut Para Ahli
- C. Proses Integrasi Sosial
- 1. Proses Interaksi
- 2. Proses Identifikasi
- 3. Kerjasama
- 4. Proses Akomodasi
- 5. Proses Asimilasi
- 6. Proses Integrasi
- D. Syarat Integrasi Sosial
- E. Faktor-Faktor Integrasi Sosial
- F. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
- G. Manfaat Integrasi Sosial
- H. Contoh Integrasi Sosial
A. Pengertian Integrasi Sosial Secara Umum
Integrasi sosial yakni suatu sistem yang mengalami pembauran sampai menjadi satu kesatuan yang utuh.
Selain itu, definisi lain Integrasi sosial yakni suatu kondisi dimana kelompok-kelompok etnik menyesuaikan diri dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan lebih banyak didominasi masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebuyaan mereka masing-masing.
Integrasi diadopsi dari bahasa inggris “integration” yang artinya kesempurnaan atau keseluruhan. Intgerasi sosial dimaknai dengan proses pembiasaan di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat, sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang mempunyai keserasian fungsi.
Terdapat dua pengertian Integrasi, yaitu:
- Pengendalian akan konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.
- Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Hal ini bisa disebut integrasi sosial apabila yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain yakni unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Integrasi sosial sangat dibutuhkan biar masyarakat tidak terpecah meskipun menghadapi banyak sekali tantangan, baik tantangan fisik ataupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.
Berdasarkan pada pandangan para penganut fungsionalisme struktur sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut:
- Sekelompok masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagaian besar anggora masyarakat menganai nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat mendasar (mendasar).
- Masyarakat terintegrasi disebabkan banyak sekali anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari banyak sekali kesatuan sosial (cross-cutting-affiliation). Segala konflik yang terjadi antara kesatuan sosial satu dengan kesatuan sosial yang lainnya akan segera di redam oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap banyak sekali kesatuan sosial.
Sedangkan para penganut konflik sosial berpendapat bahawa masyarakat terintegrasi atas paksaan dan lantaran adanya saling ketergantungan di antara banyak sekali kelompok.
Integrasi sosial akan terealisasi jikalau sebagian besar masyarakat mempunyai janji ihwal batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
B. Pengertian Integrasi Sosial Menurut Para Ahli
Berikut ini beberapa definisi integrasi sosial berdasarkan pendapat para jago atau para sosiolog, diantaranya yaitu:• Kun Maryati dan Juju Suryawati, beropini bahwa integrasi sosial yakni proses pembiasaan unsur-unsur yang berbeda di dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut sanggup mencakup perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma.
• Abu Ahmadi, mendefinisikan integrasi sosial sebagai kolaborasi dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari tingkat individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat sehingga menghasilkan konsensus (kesepakatan) nilai yang sama-sama dijunjung tinggi.
• Abdu Syani, beropini bahwa integrasi tidak hanya cukup diukur dari kriteria berkumpul atau bersatunya anggota masyarakat secara fisik, tetapi juga terdapat konsensus yang merupakan pengembangan perilaku solidaritas dan perasaan manusiawi.
• Idianto Muin, beropini bahwa integrasi sosial merupakan proses pembiasaan di antara unsur-unsur yang berbeda di dalam kehidupan bermasyarakat.
• William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, beropini bahawa integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut setuju (konsensus) mengenai: struktur masyarakat yang dibangun, merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di antara mereka, bisa menjalankan norma dan nilai yang telah terbangun cukup usang secara konsisten.
C. Proses Integrasi Sosial
Di dalam kehidupan bermasyarakat niscaya ada tabrakan antar individu maupun kelompok sehingga akan memicu timbulnya gejala sosial, perubahan sosial, bahkan konflik sosial. Semua hal tersebut bisa diatasi dengan proses integrasi sosial berikut ini.
1. Proses Interaksi
Merupakan proses awal dalam membangun suatu kerjasama yang ditandai dengan timbulnya kecenderungan dan juga niat positif yang berpotensi menjadi acara bersama.2. Proses Identifikasi
Setelah melewati proses interaksi akan dilanjutkan pada proses identifikasi. Dimana proses ini berlangsung dikala semua pihak bisa mendapatkan secara terbuka ihwal keberadaan dari pihak lain secara menyeluruh.Proses identifikasi bisa disebut sebagai proses yang bertujuan untuk mengenali dan memahami bermacam karakter, latar belakang, dan juga kepentingan pihak lain.
3. Kerjasama
Charles H. Cooley beropini bahwa apabila kerjasama sanggup terjadi pada masing-masing pihak yang sadar bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama.Pada waktu yang sama, mereka juga memliki pengetahuan sekaligus pengendalian diri yang cukup untuk mencapai kepentingan tersebut dengan cara kerjasama.
Ketika hal diatas bisa dipahami setiap pihak, maka proses integrasi selanjutnya akan lebih gampang untuk dijalankan lantaran setiap pihak sudah bersedia untuk membuka diri guna menjalin kerjasama yang positif.
4. Proses Akomodasi
Bisa diartikan sebagai langkah antisipasi kontradiksi tanpa membuah pihak lawan hancur. Dalam proses ini, dilakukan upaya semaksimal mungkin pada setiap individu untuk mencapai kata setuju guna memenuhi tujuan tanpa merugikan pihak lain.5. Proses Asimilasi
Proses ini sanggup didefinisikan sebagai satu cara yang ditandai dengan timbulnya kegiatan nyata, dengan tujuan mengurangi perbedaan yang ada pada setiap individu atau kelompok yang sedang konflik.Proses ini masuk ke dalam perjuangan untuk menyatukan presepsi antara kedua belaj pihak dengan cara memperhatikan tujuan dan juga kepentingan bersama.
6. Proses Integrasi
proses ini sanggup dipahami sebagai sebuah proses pembiasaan antar unsur di dalam masyarakat beragam sampai terbentuk keselarasan dalam kehidupan sosial bermasyarakat.D. Syarat Integrasi Sosial
Social Integration akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat mempunyai janji ihwal batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.Menurut pendapat William F. Oghburn dan Mayer Nimkoff, syarat terjadinya integrasi sosial yakni sebagai berikut:
- Semua anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya. Maksudnya yakni kebutuhan fisik berupa sandang dan pangan serta kebutuhan sosialnya sanggup terpenuhi oleh budayanya. Kebutuhan yang terpenuhi menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan antara satu dengan lainnya.
- Masyarakat bisa membuat janji (consensus) bersama menyangkut norma-norma dan nilai-nilai sosial yang di lestarikan, dan di jadikan aliran dalam berinteraksi satu dengan laninnya. Hal ini termasuk menyepakati hal-hal yang di larang berdasarkan agama dan budaya.
- Norma-norma dan nilai sosial berlangsung cukup usang dan dijalankan secara konsisten serta tidak mengalami perubahan sehingga sanggup menjadi hukum baku dalam melangsungkan proses interaksi sosial.
E. Faktor-Faktor Integrasi Sosial
Terdapat dua faktor utama integrasi sosial, yakni faktor pendorong dan faktor penghambat. Berikut ini klarifikasi dari masing-masing faktor tersebut.1. Faktor Pendorong Integrasi Sosial
a. Faktor Internal:
• Timbulnya rasa kesadaran diri sebagai mahluk sosial• Adanya tuntutan kebutuhan
• Adanya jiwa dan semangat gotong royong
b. Faktor Eksternal
• Adanya tuntutan perkembangan zaman• Adanya kesamaan budaya
• Munculnya keterbukaan kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
• Memiliki kesamaan visi, misi dan tujuan
• Adanya perilaku toleransi
• Adanya konsensus nilai
• Adanya tantangan dari luar
c. Homogenitas Kelompok
• Pada masyarakat yang kemajemukannya rendah, integrasi sosial akan gampang tercapaid. Besar Kecilnya Kelompok
• Pada kelompok yang kecil integritasnya lebih mudahe. Mobilitas Geografis
• Adaptasi sangat diharapkan mempercepat integrasif. Efektifitas Komunikasi
• Adanya komunikasi yang efektif akan mempercepat integrasi sosialg. Integrasi antara dua hati
2. Faktor Penghambat Integrasi Sosial
- Kondisi geografis masyarakat yang terisolasi dan terpencil
- Kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat
- Adanya perasaan superior di salah satu kelompok
- Indeks toleransi yang kecil pada golongan lain yang berbeda
- Tidak adanya penghargaan dalam perbedaan
- Adanya rasa tidak puas terhadap ketimpangan sosial, serta ketidak merataannya pembangunan
- Kesadaran masing-masing individu yang masih minim dalam menjaga persatuan dan kesatuan
Selain itu, Prof. Dr. Ramlan Surbakti beropini bahwa ada 9 faktor yang sanggup menghipnotis kelompok masyarakat dalam menjalankan integrasi sosial, yaitu.
1. Primodial
Identitas bersama kelompok akan terbentuk lantaran adanya ikatan keaslian kedaerahan, kekerabatan, kesamaan suku, ras, tempat tinggal, bahasa dan adab istiadat.
2. Sakral
Kata sakral disini bermaksud pada ikatan-ikatan religius yang dipercayai sebagai hal yang berkaitan dengan kebenaran multak, lantaran dipercaya sebagai wahyu dari yang Maha Kuasa. Kesakralan ini terwujud dalam agama dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang bersifat supranatural.
3. Tokoh
Integrasi sanggup berjalan apabila dalam satu masyarakat terdapat seorang atau beberapa tokoh pemimpin yang disegani dan dihormati lantaran kepemimpinannya yang karismatik.
4. Bhineka Tunggal Ika
Semboyan negara Indonesia ini yakni pemersatu bangsa yang beragam untuk mencapai integritas suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai konsep ibarat ini biasanya terdiri dari kelompok-kelompok atas dasar suku, agama, ras, dan antar golongan yang tersegmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang antara kelompok satu dengan lainnya tidak saling melengkapi, namun lebih bersifat kompetitif.
5. Perkembangan Ekonomi
Ekonomi yang berkembang akan melahirkan pembagian kerja dan spesialisasi pekerjaan yang mendukung kelangsungan hidup suatu fungsi sistem ekonomi, yakni untuk menghasilkan barang atau jasa.
6. Homogenitas Kelompok
Kemajemukan sosial akan selalu mengisi setiap lini kehidupan sosial, hanya saja tiap-tiap kehidupan sosial akan mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Integrasi sosial antar kemajemukan ini bisa terwujud apabila setiap eleman pembentuk struktur sosial berusaha membentuk integritas sosial, dengan cara menekankan kesadaran untuk mengurangi intensitas perbedaan masing-masing elemen sosial tersebut.
7. Besar Kecilnya Kelompok
Apabila kehidupan sosial kelompok relatif kecil, maka akan gampang untuk mencapai integritas sosial dibandingkan dengan kelompok yang relatif lebih besar.
8. Mobilitas Sosiogeografis
Mobilitas sosial merupakan perpindahan insan dari satu tempat ke tempat lainnya dengan banyak sekali latar belakang tujuan. Mobilitas sosial di Indonesia pada umumnya di dominasi oleh tingginya tingkat urbanisasi, yakni perpindahan penduduk dari tempat pedesaan ke tempat perkotaan.
9. Efektifitas dan Efisiensi Komunikasi
Cepat atau lambatnya proses integrasi sosial akan sangat dipengaruhi oleh tingkat efektifitas dan efesiensi komunikasi sosial. Karena komunikasi yakni salah satu syarat berlangsungnya interaksi, sedangkan interaksi yakni syarat terjadinya integrasi ataupun konflik sosial.
F. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
Adapun bentuk-bentuk dari integrasi sosial adalah:- Asimilasi, merupakan pembauran kebudayaan yang disertai ciri khas kebudayaan asli.
- Akulturasi, merupakan penerimaan sebagian dari unsur-unsur absurd tanpa menghilangkan kebudayaan asli. Misalnya, Sekaten (akulturasi budaya Jawa, Islam, dan Hindu).
- Integrasi Normatif, merupakan integrasi yang terjadi lantaran norma-norma yang berlaku di masyarakat. Contoh; masyarakat Indonesia yang disatukan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
- Integrasi Fungsional, merupakan integrasi yang terjadi lantaran adanya fungsi-fungsi tertentu di dalam masyarakat. Contoh; Indonesia yang terdiri atas banyak sekali suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi dari masing-masing suku. Misalnya suku bugis melaut, suku jawa bertani, suku minang berdagang.
- Integrasi Koersif, merupakan integrasi yang terjadi lantaran kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Dalam hal ini para penguasa akan mengenakan cara koersif.
- Integrasi Instrumental, merupakan integrasi yang terbentuk lantaran adanya ikatan sosial yang mengikat diantara banyak sekali individu di dalam lingkungan masyarakat.
- Integrasi Ideologi, merupakan integrasi yang tidak terlihat secara visual lantaran terbentuk dari ikatan spiritual atau ideologi yang berpengaruh dan juga berdasar sekaligus mengikat.
G. Manfaat Integrasi Sosial
Dari klarifikasi di atas, bisa kita ambil kesimpulan bahwa integrasi soaial mempunyai banyak manfaat. Salah satunya untuk kedamaian di dalam suatu wilayah, selain itu manfaat lainnya adalah.
- Menciptakan suasana di dalam lingkungan masyarakat lebih tentran dan damai.
- Menciptakan kenyamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Terciptanya budaya gres yang berbeda dengan budaya sebelumnya tanpa meninggalkan ciri dari budaya asli.
- Timbulnya rasa dan perilaku kepedulian antar sesama, meskipun berbeda suku, budaya, negara, dan lainnya.
H. Contoh Integrasi Sosial
Berikut ini beberapa pola integrasi sosial di masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, di sekolah, ataupun di dalam kelompok.- Tidak mementingkan ego dan kepentingan pribadi.
- Melakukan silaturahmi.
- Bermain dengan sobat sebaya, contohnya bermain sepak bola.
- Mengisi hari kemerdekaan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan positif.
- Mengucapkan salam pada orang yang dikenal atau gres dikenal.
- Melakukan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
- Saling tolong menolong.
- Mengikuti upacara bendera dengan hikmat.
- Mengembangkan tabiat dan kepribadian masing-masing.
- Melestarikan budaya bangsa dengan mengikut sertakannya dalam banyak sekali pementasan.
- Ikut andil dalam kegiatan siskamling.
- Ikut serta dalam setiap kegiatan di dalam ataupun di luar sekolah.
- Sekaten (akulturasi budaya Jawa, Islam dan Hindu).
- Saling gotong royong.
- Tidak terlibat hal-hal negatif, contohnya narkoba dan diskotik.
- Menanamkan nilai-nilai luhur bangsa dan negara.
- Tidak memaksakan kehendak orang lain.
- Bersosialisasi.
- Menjaga dan memelihara lingkungan sekitar.
- Berdiskusi dan bekerja kelompok.
- Mengutamakan kebutuhan bukan keinginan.
- Ikut andil dalam setiap program dan kegiatan yang ada di sekolah dan masyarakat.
- Tidak KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
- Menjadi orang yang mempunyai kegunaan bagi bangsa dan negara.
Demikianlah pembahasan mengenai pengertian, syarat, proses, faktor, bentuk, manfaat dan pola Integrasi sosial. Apabila terdapat kesalahan dalam hal penulisan atau penjabaran, segera kasi tahu kami biar kami perbaiki. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian dan terimakasih sudah berkunjung.
interseksi itu apa?
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial
https://www.yuksinau.id/integrasi-sosial
Sumber https://bacacoding.blogspot.com/