Jangan Foto Bertiga, Dapat Kualat. Benarkah Yang Ditengah Mati Duluan? Ini Penjelasannya...!!!
Banyak masyarakat yang meyakini bahwa sangat dihentikan untuk foto bertiga lantaran sanggup menimbulkan orang yang di tengah foto akan mendapat kesialan. Bahkan, mereka juga meyakini bahwa foto bertiga itu akan mengakibatkan kematian. Sudah semenjak usang misteri larangan foto bertiga ini beredar di masyarakat. Banyak yang percaya dengan larangan ini, bukan hanya yang muda tetapi juga yang tua, di desa maupun di kota.
Bahkan, mereka yang bertitel pendidikan tinggi pun ikut mempercayainya. Ternyata, misteri yang telah berkembang luas di masyarakat Indonesia yang notabenenya secara umum dikuasai Islam bukanlah bersumber dari fatwa Islam. Kepercayaan ini muncul dan dimulai oleh kalangan non Islam yang percaya dengan keramatnya angka tiga.
Misalnya saja keyakinan wacana Padma Tiga, Kahyangan Tiga, termasuk juga Sanggah Kemulan yang ber-rong tiga. Para penganut kepercayaan itu meyakini bahwa angka tiga yaitu angka suci untuk Tuhan. Kita tidak boleh mengaitkannya dengan insan lantaran akan berakibat buruk. Saat berfoto, blitz yang memunculkan kilatan pada kamera akan mengambil nyawa salah seorang dari mereka, yaitu orang yang berada di tengah ketika foto bertiga. Kira-kira menyerupai itulah hal yang mereka yakini.
Namun, jikalau kita menelaah misteri ini memakai pandangan Islam, maka tidak terdapat kaitan antara meninggalnya seseorang dengan acara foto bertiga. Tidak ada larangan untuk berfoto bersama orang lain tanpa harus memperhatikan jumlah lantaran takut memperoleh kesialan. Islam hanya melarang janganlah berfoto sambil mengumbar aurat, lantaran hal itu melanggar norma-norma fatwa Islam.
Dalam Islam, berfoto sendiri, berdua, maupun bertiga tetapi jikalau mengumbar aurat hukumnya yaitu tidak boleh. Bagi mereka yang melaksanakan itu akan mendapat dosa lantaran sudah melanggar fatwa Allah SWT yang kelak akan dipertanggungjawabkan di alam abadi nanti.
Keyakinan bahwa foto bertiga mengakibatkan kualat yaitu kepercayaan yang bersumber dari fatwa non Islam. Maka, menjadi keharusan bagi kita orang yang beragama Islam untuk menolak keyakinan ini. Hal ini penting untuk dilakukan biar kita tidak termasuk dalam golongan menyerupai yang dicantumkan Allah dalam FirmanNya yang berbunyi:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," Mereka menjawab, "(Tidak). tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapatkan dari (perbuatan) nenek moyang kami." (Apakah mereka akan mengikut juga), walaupun nenek moyang itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS. Al-Baqarah: 170)
Nah, jikalau kebetulan ada kenalan kita yang pernah foto bertiga lalu meninggal dunia, maka hal itu bukan disebabkan oleh foto tersebut. Tetapi, meninggalnya itu tidak lain lantaran memang ajalnya sudah tiba. Islam mengajarkan bahwa rezeki, Jodoh, dan maut yaitu hak perogratif Allah SWT. Kapan pun Allah menghendaki insiden atas hambaNya, maka tidak ada yang bisa menghalangiNya.
Oleh lantaran itu, sebagai orang Islam janganlah kotori kepercayaan kita dengan hal-hal yang tidak sejalan dengan fatwa Islam. Karena hal tersebut sanggup menimbulkan kemusyrikan. Jadikanlah fatwa Islam sebagai tuntunan, dan tanamkan kepercayaan bahwa kematian itu yaitu urusan Allah SWT semata. Hanya Allah SWT yang bisa mendatangkan mudharat atau manfaat kepada HambaNya. Sikap tauhid ini akan mengantarkan kita menuju kepada keyakinan yang benar.
Baca Juga:
- Bukan Uang atau Kemewahan. Inilah Hadiah Terbaik untuk Ibu...!!!
- 6 Golongan Wanita Dipastikan Menghuni Neraka
- Dua Dosa yang Terus Mengalir Meski Sudah Meninggal
Jika kita ikut meyakini bahwa foto bertiga sanggup mengakibatkan kesialan dan bencana, maka kita termasuk golongan musyrikin. Naudzubillahimindzalik, sungguh kita telah jatuh ke dalam kesesatan yang nyata. Mari berdoa, semoga kita diselamatkan dari kesyirikan tersebut.

Sebagai seorang muslim, kita senantiasa berharap hidayah dari Allah SWT. Hidayah tersebut akan tiba jikalau kita bisa mentauhidkanNya. Setan tidak akan bisa menarik hati seseorang yang memiliki perilaku tauhid yang kuat, yaitu orang yang meyakini dengan berpengaruh bahwa mudharat dan manfaat itu hanyalah urusan Allah SWT semata.
Sumber http://ilmusiana.blogspot.com/