Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sosiologi: Pengertian, Sejarah, Sifat, Ciri, Fungsi, Dan Objek Kajian

 diambil dari bahasa latin yakni Socius yang berarti mitra Sosiologi: Pengertian, Sejarah, Sifat, Ciri, Fungsi, dan Objek Kajian

Sosiologi – diambil dari bahasa latin yakni Socius yang berarti kawan, sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Sejarah awal ilmu sosiologi pertama kali dipublikasikan dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Meskipun ada banyak definisi mengenai sosiologi, namun secara umum sosiologi sanggup diartikan sebagai ilmu pengetahuan wacana masyarakat. Para tokoh, praktisi, atau hebat di bidang sosiologi disebut dengan sosiolog.


Masyarakat merupakan sekelompok orang yang mempunyai hubungan, kepentingan bersama, dan budaya. Sosiologi hadir untuk mempelajari masyarakat, sikap masyarakat, sikap sosial insan dengan cara mengamati sikap kelompok yang dibangunnya.

Sebagai salah satu bidang ilmu, sosiologi ialah pengetahuan kemasyarakatan yang disusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan sanggup dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Maksud dari kata “kelompok” diatas meliputi keluarga, suku bangsa, negara, dan banyak sekali organisasi politik, ekonomi, sosial.

A. Pengertian Sosiologi Secara Umum

Sosiologi ialah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari wacana sifat, perilaku, dan perkembangan insan sebagai mahluk sosial dan interakasi antar insan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.

B. Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli

Berikut ini beberapa pendapat para hebat sosiologi (sosiolog) wacana pengertian sosiologi.

Pitirim Sorokin, beropini bahwa sosiologi ialah ilmu yang mempelajari kekerabatan dan dampak timbal balik antara beragam gejala sosial. Misalnya tanda-tanda ekonomi, keluarga, moral.

Roucek dan Warren, beropini bahwa sosiologi ialah ilmu yang mempelajari wacana kekerabatan antara insan dengan kelompok-kelompoknya.

Max Weber, menurutnya sosiologi ialah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. Misalnya, seseorang dengan sengaja membawa speaker ke tengah jalan kemudian menyetel musik kencang-kencang, kemudian berjoget untuk menarik perhatian orang lain.

Soerjono Soekanto, beropini bahwa sosiologi ialah ilmu yang fokus pada segi-segi kemasyarakatan yang sifatnya umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

Paul B. Horton, menurutnya sosiologi ialah ilmu yang lebih terpusat kepada penelaahan di dalam kehidupan kelompok serta produk kehidupan dari kelompok tersebut.

Mayor Polak, beropini bahwa definisi sosiologi ialah ilmu pengetahun yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan, yakni kekerabatan antara insan dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik itu kelompok formal, material, statis maupun dinamis.

Emile Durkheim, mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial. Yaitu fakta-fakta yang berisi cara bertindak, berpikir, dan mencicipi yang mengendalikan individu.

Wright Miles, beropini bahwa untuk memahami apa yang terjadi di dunia maupun dalam diri insan membutuhkan khayalan sosiologis (sociological imagination). Dari khayalan ini, bisa diketahui sejarah masyarakat, riwayat hidup, dan kekerabatan keduanya.

Auguste Comte, mengartikan sosiologi menjadi dua bagian, yaitu statistika dan dinamika sosial. Statika sosial merupakan sosiologi yang mempelajari pola kekerabatan masyarakat yang bersifat statis, contohnya forum atau sistem hukum. Sedangkan dinamika sosial ialah sosiologi yang mempelajari perubahan sosial di dalam masyarakat, contohnya globalisasi.

Dari banyak sekali pendapat para tokoh sosiolog di atas, sanggup disimpulkan bahwa yang menjadi objek studi sosiologi ialah masyarakat. Dengan mengamati kekerabatan antar insan dan proses alasannya jawaban yang timbul dari kekerabatan itu.

C. Sejarah Sosiologi

• Pada tahun 1842, istilah sosiologi sebagai cabang ilmu sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Prancis, berjulukan August Comte dan dikenal sebagai bapak sosiologi. Sebagi cabang ilmu yang mempelajari masyarakat lahir di Eropa, lantaran ilmuwan Eropa pada masa ke-19 mulai menyadari pentingnya secara khusus untuk mempelajari kondisi dan perubahan sosial.

Saat itu para ilmuwan mulai membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat di setiap tahap peradaban manusia.

Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan dinamis. Sosiologi statis, perhatian di pusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat. Sedangkan sosiologi dinamis, perhatian dipusatkan wacana perkembangan masyarakat dalam artian pembangunan.

• Émile Durkheim, merupakan sosiolog asal Prancis yang berhasil melembagakan sosiologi sebagai disiplin akademis. Dia memperkanalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi banyak sekali elemen sosial, sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.

• Pada tahun 1876, Herbert Spancer, sosiolog asal Inggris yang mempublikasikan sociology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik. Yaitu sebuah analogi yang memahami masyarakat ibarat tubuh manusia, sebagai organisasi yang terdiri dari bagian-bagian yang saling ketergantungan satu sama lain.

• Karl Marx, memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis. Yaitu pendekatan yang menganggap konflik antar kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.

• Max Weber, memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman) yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun sikap manusia.

• Lester F. Ward, sosiolog asal Amerika yang memperkenalkan pendekatan Dynamic Sociology.

D. Sejarah Perkembangan Sosiologi dari Masa ke Masa.


1. Perkembangan pada Masa Pencerahan

Para ilmuwan besar zaman dahulu, ibarat Sokrates, Plato, dan Aristoteles beropini bahwa insan terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang sanggup mencegah masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat ini kemudian dikuatkan lagi oleh para pemikir pada masa pertengahan, ibarat Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka sepakat bahwa sebagai mahluk hidup yang fana, insan tidak sanggup mengetahui, apalagi memilih apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya.

Pada masa itu, pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah mengenai perubahan masyarakat belum terpikirkan.

Dimulainya perkembangan ilmu pengetahuan pada masa pencerahan (sekitar masa ke-17 M), hal ini ikut menghipnotis pandangan mengenai perubahan masyarakat, dan ciri-ciri ilmiah mulai terlihat pada masa ini. Ilmuwan pada zaman ini beropini bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada nalar budi manusia.

2. Pengaruh Perubahan yang Terjadi Pada Abad Pencerahan

Terjadi perubahan besar pada masa pencerahan dan terus berkembang secara revolusioner sepanjang masa ke-18 M. Secara cepat struktur masyarakat usang berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini tampak terang terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Prancis.

Gejolak revolusi yang ditimbulkan oleh ketiga revolusi diatas terasa besar pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergerak dan mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.

3. Gejolak Abad Revolusi

Dampak yang ditimbulkan oleh perubahan revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang berlaku ratusan tahun kemudian mulai rusak. Bangsawan dan kaun rohaniwan yang awalnya bergelimang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata.

Raja yang awalnya berkuasa penuh, sekarang harus memimpin berdasarkan undang-undang yang ditetapkan. Sehingga banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang mulai jatuh dan terpecah.

Gejolak revolusi ini mulai menggerakkan para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus bisa dianalisis. Mereka percaya bahwa perubahan besar di masyarakat telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan, dan kerusuhan.

Bencana ini bisa dicegah apabila perubahan masyarakat sanggup diantisipasi secara dini. Perubahan drastis yang terjadi pada masa revolusi semakin menguatkan pandangan, betapa pentingnya klarifikasi rasional terhadap peruahan besar dalam masyarakat. Dengan artian sebagai berikut:
  • Perubahan masyarakat bukanlah merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, tetapi harus diketahui penyebab dan akibatnya.
  • Harus ditemukan metode ilmiah yang terang biar bisa dijadikan alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat dan masuk akal.
  • Penggunaan metode ilmiah yang sempurna (penelitian berulang kali, klarifikasi yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan di masyarakat telah sanggup diantisipasi sebelumnya. Sehingga krisis sosial yang begitu parah bisa dicegah.

4. Kelahiran Sosiologi Modern

Sosiologi modern mulai tumbuh subur di benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa tidak di Eropa yang notabanenya ialah tempat awal munculnya sosiologi?

Pada awal masa ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gajala ini menjadikan pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industri baru, meningkatnya kriminalitas dan lain sebagainya. Konsekuensi dari gejolak sosial dan perubahan besar di masyarakat yang tak terelakkan.

Perubahan ini menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk hingga pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi usang ala Eropa tidak lagi relevan. Mereka kemudian berupaya menemukan pendekatan gres yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada waktu itu, maka lahirlah sosiologi modern.

Berbanding terbalik dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Maksudnya, perubahan masyarakat bisa dipelajari muali dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul.

Berdasarkan fakta sosial tersebut bisa diambil kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak ketika itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam ilmu sosiologi.

E. Kajian Sosiologi

Ada 4 pokok bahasan sosiologi, yaitu:

1. Fakta Sosial

Sebagai cara betindak, berpikir, dan berperasaan yang berbeda di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.

Contoh: disekolah seorang murid diwajibkan untuk hadir sempurna waktu, memakai seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban ini dituangkan ke dalam sebuah aturan dan mempunyai hukuman tertentu jikalau dilanggar.

Dari pola di atas bisa dilihat adanya cara betindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

2. Tindakan Sosial

Suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan sikap orang lain.

Contoh: menanam bunga demi kesenangan pribadi bukanlah tindakan sosial, tetapi menanm bunga untuk diikut sertakan dalam sebuah pertandingan sehingga menerima perhatian orang lain ialah tindakan sosial.

3. Khayalan Sosiologis

Suatu cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat ataupun yang ada di dalam diri manusia. Menurut pendapat Wright Milis, dengan khayalan sosiologi kita sanggup memahami seharah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan kekerabatan antara keduanya.

Alat yang digunakan untuk melaksanakan khayalan sosiologis ialah permasalahan (troubles) dan warta (issues). Permasalahan pribadi ialah bahaya terhadap nilai-nilai pribadi, sedangakn warta ialah hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.

Contoh: jikalau satu kawasan mempunyai satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu ialah masalah. Permasalahan individu ini pemecahannya bisa melalui peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jikalau di kota itu ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran itu ialah isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

4. Realitas Sosial

Merupakan ungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melaksanakan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta mengindari evaluasi normatif.

F. Ciri-Ciri Sosiologi

Sosiologi menjadi salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai cabang ilmu sudah memenuhi seluruh unsur ilmu pengetahuan. Menurut pendapat Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto menerangkan bahwa sosiologi sebagi ilmu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Empiris, yakni didasarkan pada observasi (pengamatan) dan nalar sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
  2. Teoritis, yakni selalu berupaya menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkrit di lapangan. Abstraksi ini kemudian menjadi kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan kekerabatan alasannya jawaban sehingga menjadi teori.
  3. Komulatif, yakni disusun berdasarkan dasar teori-teori yang telah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
  4. Nonetis, yakni pembahasan suatu duduk kasus dengan tidak mempersoalkan baik atau jelek duduk kasus tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan duduk kasus tersebut secara mendalam.

G. Hakikat sosiologi

Hakikat sosiologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan adalah.
  1. Sosiologi merupakan ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu niscaya (eksakta) lantaran yang dipelajari disini ialah gejala-gejala kemasyarakatan.
  2. Sosiologi masuk ke dalam disiplin ilmu kategori, bukan disiplin ilmu normatif lantaran sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi bukan apa yang seharusnya terjadi.
  3. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan di dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied science).
  4. Sosiologi ialah ilmu pengetahuan ajaib dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Berarti yang menjadi perhatian ialah bentuk dan pola bencana dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya bencana itu sendiri.
  5. Sosiologi mempunyai tujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
  6. Sosiologi ialah ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
  7. Sosiologi ialah ilmu pengetahuan umum yang mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.

H. Fungsi Sosiologi

Berikut ini beberapa fungsi sosiologi di dalam masyarakat, antara lain:
  1. Fungsi Perencanaan, suatu upaya untuk mempersiapkan masa depan individu dalam masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi banyak sekali macam kemungkinan timbulnya duduk kasus ketika terjadi perubahan di dalam masyarakat.
  2. Fungsi Pembangunan, sosiologi berfungsi untuk memperlihatkan data-data sosial yang diharapkan pada tahap perencanaan, pelaksanaan ataupun evaluasi pembangunan.
  3. 3Fungsi Penelitian, tanpa adanya penelitian dan penyelidikan sosiologi tidak akan diperoleh perencanaan sosial yang efektif atau pemecahan masalah-masalah sosial dengan baik.
  4. Fungsi Pemecahan Masalah, sosiologi bisa mempelajari konflik sosial, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat sehingga sanggup mempermudah untuk mencari solusi pemecahan duduk kasus tersebut. Tedapat metode yang digunakan untuk memecahkan duduk kasus sosial, diantaranya:
    • Metode Antisifatif, merupakan metode yang sifatnya mencegah dan mempersiapkan sesuatu jikalau terjadi kemungkinan yang bisa mengganggu keharmonisan dalam masyarakat.
    • Metode Restitusif, merupakan metode yang memperlihatkan aspresiasi atau penghargaan terhadap individu yang memathui peraturan atau norma.
    • Metode Represif, merupakan metode yang membuat jera pelaku pelanggaran.

I. Objek Sosiologi

Sebagai salah satu ilmu pengetahuan, sosiologi mempunyai beberapa objek, yaitu:
  1. Objek Material, merupakan kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses kekerabatan antara insan yang memengaruhi kesatuan insan itu sendiri.
  2. Objek Formal, lebih ditekankan pada insan sebagai mahluk sosial atau masyarakat. Dengan begitu objek formal sosiologi ialah kekerabatan insan antara insan serta proses yang muncul dari kekerabatan insan di dalam masyarakat.
  3. Objek Budaya, merupakan salah satu faktor yang bisa menghipnotis kekerabatan satu dengan yang lainnya.
  4. Objek Agama, dampak yang tiba dari objek agama ini bisa menjadi pemicu dalam kekerabatan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal maupun dampak yang memengaruhi kekerabatan manusia.

J. Ruang Lingkup Pembahasan Sosiologi

Ada banyak sekali cara sosiologi dalam mengkaji lebih dalam mengenai bidangnya. Misalnya saja seorang sosiolog yang mengkasi dan mengamati kenakalan dewasa di Indonesia ketika ini. Mereka akan mengkaji mengapa dewasa ini nakal, kapan ia mulai berperilaku nakal, hingga memperlihatkan alternatif pemecahan duduk kasus tersebut.

Hampir seluruh gejala sosial yang terjadi di desa ataupun di kota, baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi asalkan memakai mekanisme ilmiah. Ruang lingkup pembahasan sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya.

Hal ini disebabkan lantaran ruang lingkup sosiologi meliputi seluruh interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat.

Ruang lingkup pembahasan ini apabila dirincikan akan menjadi beberapa hal, diantaranya:
  • Ekonomi dan semua acara usahanya secara prinsipal yang berafiliasi dengan produksi, distribusi, dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam.
  • Masalah manajemen, yakni pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya.
  • Persoalan sejarah, yakni berafiliasi dengan catatan kronologis, contohnya perjuangan acara insan beserta prestasinya yang tercatat, dan lain sebagainya.

Sosiologi mencampurkan data dari menyebarkan ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan begitu sosiologi sanggup dihubungkan dengan bencana sejarah, sepanjang bencana itu memperlihatkan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau beberapa bencana dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia.

Contoh: riwayat suatu negara bisa dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara hingga perjalanan negara pada masa yang akan datang.

Sosiologi menghidupakan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan insan dan sanggup menghipnotis pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya.

Selagi kelompok itu masih ada, maka selama itu pula akan tampak bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Seluruh faktor itu bisa menghipnotis kekerabatan antara insan dan besar lengan berkuasa terhadap analisis sosiologi.

K. Tujuan Sosiologi

Berikut ini beberapa tujuan dari ilmu sosiologi, yaitu:
  1. Untuk Menganalisis Proses Sosialisasi, Francis Brown beropini bahwa sosiologi pendidikan memperhatikan dampak keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu memperoleh dan mengorganisasikan pengalamannya.
  2. Untuk Menganalisis Kedudukan Pendidikan Dalam Masyarakat, L. A. Cook lebih mengutamakan fungsi dari forum pendidikan di dalam masyarakat sekaligus menganalisis wacana kekerabatan sosial antar sekolah dengan banyak sekali aspek yang ada di masyarakat. Contoh: penyelidikan wacana kekerabatan antara masyarakat pedesaan dengan sekolah rendah dan juga menengah ataupun meneliti dari fungsi sekolah yang berafiliasi dengan struktur sosial di dalam lingkungan masyarakat tertentu.
  3. Untuk menganalisis sosial di sekolah atau antara sekolah dengan masyarakat. Sosilogi diguanakan dalam menganalisis banyak sekali pola dari interaksi sosial, serta peranan sosial di dalam masyarakat sekolah dan juga kekerabatan orang-orang di dalam sekolah dengan banyak sekali kelompok di luar sekolah.
  4. Untuk alat kemajuan dan perkembangan sosial. Pendidikan menjadi satu tubuh yang sanggup memperbaiki kehidupan masyarakat dan sebagai alat untuk mencapai kemajuan sosial.
  5. Untuk memilih tujuan pendidikan. Pendidikan sosiologi digunakan sebagai alat untuk menganalisis tujuan pendidikan secara objektif.
  6. Untuk sosiologi terapan. Ilmu sosiologi sanggup digabungkan dengan ilmu lain sehingga menjadi satu ilmu baru.
  7. Untuk latihan bagi petugas pendidikan.

L. Manfaat Sosiologi

Berikut ini beberapa manfaat utama dari sosiologi, yaitu:

1.  Dapat memahami keragaman budaya masyarakat.

Budaya merupakan salah satu unsur dalam masyarakat yang menjadi objek kajian sosiologi. Dimana setiap kelompok masyarakat mempunyai budayanya masing-masing, adanya yang tradisional dan ada yang modern.

Sosiologi mempelajari budaya masyarakat yang kompleks dan rumit, sehingga keberagaman ini sanggup digunakan untuk menumbuhkan sikap toleran terhadap budaya lain di masyarakat.

2.  Dapat menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi.

Mempelajari sosiologi berarti kita mempelajari kehidupan sosial orang-orang yang berbeda dengan kita. Perbedaan sikap dan tindakan sosial sering dipahami dengan cara merefleksikan diri ketika beradi di posisi orang lain. Upaya merefleksikan diri ini sanggup meningkatkan rasa tenggang rasa yang tinggi.

3.  Dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis.

Sosiologi mengajarkan kita untuk tidak mendapatkan kenyataan begitu saja tanpa refleksi dan penyelidikan lebih lanjut. Realita sosial yang ada disekitar kita tidak terjadi begitu saja, melainkan hasil interaksi kehidupan sosial yang diciptakan manusia.

Contoh: realitas sosial di masyarakat yang menyampaikan bahwa program TV alay digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini didukung dengan rating yang tinggi. Sosiolog tidak akan mendapatkan argumen itu begitu saja, mereka akan mengajukan pertanyaan untuk membuktikannya.

4.  Dapat mendorong terciptanya integritas sosial.

Hal ini bisa dipahami dalam konteks kebangsaan yang multikultur dan multietnis. Keberagaman bisa dijadikan pondasi spirit toleransi antar budaya dan etnis. Saling paham antar masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda ialah modal besar untuk membuat integrasi atau kesatuan sosial. Integritas sosial merupakan citra kehidupan sosial yang solid dan harmonis.

Demikianlah pembahasan menganai pengertian, sejarah, tokoh, manfaat, dan fungsi sosiologi. Mempelajari ilmu sosiologi membuat kita lebih peka terhadap kehidupan sosial disekitar kita, terlebih kita sebagai mahluk sosial yang butuh orang lain. Semoga artikel ini bermanfaat dan terimakasih sudah berkunjung.

Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi
https://olympics30.com/pengertian-sosiologi/
https://lokermanfaat.blogspot.com/search?q=sosiologi-pengertian-sejarah-sifat-ciri
http://sosiologis.com/manfaat-sosiologi


Sumber https://bacacoding.blogspot.com/