Google Fact Check Sarana Gres Berantas Info Tak Benar
Pihak ketiga yang menjadi mediator pemeriksa kebenaran informasi, merupakan perusahaan yang juga telah mempunyai dapat dipercaya baik. Umumnya, mereka bergerak di bidang layanan media online atau keamanan digital.
Berawal Dari Keluhan Akan HoaxMengenai awal mula pengembangan fitur Google Fact Check, fitur ini pertama kali diperkenalkan pada bulan Oktober 2016. Pada waktu itu, fitur ini hanya bisa diakses oleh pengguna yang berada di daerah Inggris dan Amerika Serikat.
Mengenai alasan pengembangan fitur tersebut, disampaikan bahwa banyak pihak baik itu pemerintah maupun swasta, yang meminta semoga perusahaan digital menyerupai Google bisa lebih meningkatkan kualitas layanan terutama yang berafiliasi dengan penyebaran info hoax.
Salah satunya yakni tuntutan dari pemerintah Inggris, yang merasa bahwa Google sudah menjadi sarang dari banyak sekali informasi hoax yang karenanya memperlihatkan imbas negatif kepada masyarakat Inggris. Selain itu, Google juga masih meloloskan bermacam-macam konten ilegal dan ekstrimis yang bisa menggoyah stabilitas sebuah negara.
Salah satunya, terkait dengan event pemilihan umum presiden Amerika Serikat yang rampung beberapa waktu lalu, perbandingan jumlah info hoax dengan info fakta yang tersebar di masyarakat sungguh memprihatinkan.
Terlebih, ketika masyarakat tidak dibekali dengan kemudahan untuk mengenali mana info yang benar dan info yang bohong, maka mereka makan cenderung mendapatkan semua informasi sebagai informasi yang benar. Inilah awal dari terjadinya duduk masalah yang lebih besar lagi.
Mengutamakan Kemudahan PenggunaSeperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fitur Google Fact Check sudah mulai bisa dinikmati oleh seluruh penggunaan Google di seluruh dunia mulai bulan April 2017. Namun pengembanganya masih terus berjalan seiring dengan penyempurnaan fitur.
Disampaikan oleh Research Sciencties Google Cong Yu dan Product Manager Jigsaw Justin Kosslyn adanya Google Fact Check diperlukan bisa memberi kemudahan bagi para pengguna mesin pencari untuk menganalisa dan mengetahui kebenaran sebuah berita. Hal ini diwujudkan dengan bentuk fitur yang simple yakni dengan penyematan tag fakta atau hoax.
“Kami menciptakan Fact Check lebih terbuka di hasil pencarian, yang kami yakini orang-orang akan lebih gampang meninjau dan mengakses Fact Check tersebut,” tulis di blog Google.
Di sisi lain, terdapat klarifikasi pula dari perusahaan pihak ketiga yang menjadi fasilitator untuk fitur Google Fact Check. Perusahaan tersebut yakni Jigsaw yang menyatakan bahwa fitur ini yakni langkah konkret untuk semakin membatasi persebaran info hoax.
Baca juga: Kedekatan Google-Uber Retak Akibat Isu Mobil Swakemudi
Namun, sehabis hampir 1 tahun diaktifkan, fitur Google Fact Check masih sangat memerlukan penyempurnaan terutama dalam hal cakupan situs yang bisa dianalisa. Disampaikan bahwa, hingga ketika ini sumber situs yang bisa di verifikasi keabsahannya hanyalah situs yang sudah mempunyai algoritma tertentu.
“Hanya penerbit yang algoritmanya ditentukan untuk menjadi sumber informasi, akan disertakan dalam jadwal Google ini,” terang Google.
Sumber http://pusatgratisku.blogspot.com/