Bunyi, Penerapan, Rumus, Pola Soal Aturan Ohm
Hukum Ohm – Serupa dengan namanya Hukum Ohm diciptakan oleh Georg Simon Ohm seorang fisikawan berkebangsaan Jerman di tahun 1789-1854. Penelitiannya berafiliasi dengan arus listrik yang menyatakan hubungan antara arus listrik (I), Tegangan (V), dan Hambatan (R). Dibawah ini akan kita bahas secara detail Bunyi Hukum Coulomb, rumus, teladan soal dan pembahasannya.
Dalam ilmu elektro ada namanya aturan dasar yang wajib dipelajari dan dipahami oleh seorang enginer elektro yaitu Hukum Ohm. Hukum ini ialah aturan dasar yang membahas hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (V), dan Hambatan (R).
Orang inggris mengenal aturan ini dengan nama “Ohm’s Laws”, alasannya orang yang menemukan aturan ini ialah seorang fisikawan Jerman yang berjulukan Georg Simon Ohm (1789-1854) di tahun 1825. Hukum Ohm ini alhasil dipublikasikan oleh Georg Simon Ohm dalam sebuah Paper (karya ilmiah) yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically” di tahun 1827.
Keterangan dan Satuan:
Cara muah untuk mengingat rumus aturan ohm dari gambar diatas ialah dengan cara menutup salah satu aksara yang dicari rumusnya. Contoh, jikalau kau ingin mencari nilai tegangan listrik, maka tutup huruf V pada segitga diatas maka sanggup rumusnya I R, begitupula untuk cara mencari rumus lainnya.
Dalam hal penerapan pada rangkaian elektro kita sanggup memakai teori aturan ohm untuk memperkecil arus listrik, memperkecil tegangan, dan sanggup juga mendapat nilai resistensi atau kendala yang di inginkan.
Hal yang perlu di catat sebelum melaksanakan perhitungan rumus aturan ohm ialah satuan unit yang digunakan yakni Volt, Ampere, dan Ohm.
Jika kita memakai satuan unit lainnya menyerupai Kilovolt, miliVolt, MiliAmpere, kiloOhm, atau megaohm, maka kita harus mengkonversi terlebih dahulu satuan tersebut ke satuan unit Volt, Ampere, dan Ohm untuk mempermudah proses perhitungan dan mendapat hasil yang benar.
Ada dua macam atau jenis rangkaian listrik yakni rangkaian seri dan rangkaian paralel. Contoh dari rangkaian seri salah satunya ialah Senter, pada senter semua komponen terhubung satu sama lain.
Sedangkan rangkaian paralel mempunyai baterai atau komponen lain yang terhubung saling menyilang. Untuk sanggup menghitung besaran resistor serta kapasitor yang terjadi pada pemikiran listrik seri dan paralel sanggup di gunakan formula dibawah ini.
Rumus menghitung resistor rangkaian seri:
Rumus menghitung resistor rangkaian paralel:
Rumus menghitung kapasitor rangkaian seri:
Rumus menghitung kapasitor rangakain paralel:
Dalam rangkaian listrik, tegangan, resistensi, dan arus yang lewat sanggup dihitung dengan rumus Hukum Ohm. Perhatikan gambar rangkaian sederhana aturan ohm dibawah ini, dengan adanya gambar ini akan memudahkan dalam membedakan simbol satu sama lain. Tinggal memasukkan nilai yang dibutuhkan pada sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, serta sebuah Potensiometer.
Dari gambar rangkaian elektro diatas kita sanggup membandingkan Teori Hukum Ohm dengan hasil yang diperoleh dari latihan teladan soal dibawah dalam menghitung arus listrik, Tegangan, Hambatan (Resistensi).
Pembahasan:
Diketahui:
V = 10 V
R = 10 ohm
Ditanya:
I = ..?
Jawab:
I = V / R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Jadi, nilai arus listriknya ialah 1 Ampere.
Pembahasan:
Diketahui:
V = 10 V
R = 1 KiloOhm = 1000 Ohm
Ditanya:
I = ..?
Jawab:
I = V / R
I = 0.01 Ampere = 10 miliAmpere
Jadi, besar arus listrik ialah 10mA.
Pembahasan:
Diketahui:
I = 10 mA = 0,01 Ampere
R = 500 Ohm
Ditanya:
V = ..?
Jawab:
V = I x R
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Jadi, nilai tegangan yang diperoleh ialah 5 Volt.
Pembahasan:
Diketahui:
R = 0,5 KiloOhm = 500 Ohm
I = 6 mA = 0,006 A
Ditanya:
V = ..?
Jawab:
V = I × R
V = 0,006 × 500
V = 3 Volt
Jadi, besar tegangan baterai ialah 3 Volt.
Pembahasan:
Diketahui:
V = 12 V
I = 0,5 A
Ditanya:
R = ..?
Jawab:
R = V / I
R = 12 / 0.5
R = 24 Ohm
Jadi, nilai kendala atau resistansi yang di sanggup ialah 24 Ohm.
Diketahui:
V = 20 V
I = 5 A
Ditanya:
R = ..?
Jawab:
R = V / I
R = 20 / 5
R = 4 Ohm
Jadi, nilai hambatannya ialah 4 Ohm.
Itu ia klarifikasi singkat mengenai pengertian, bunyi, penerapan, dan teladan soal aturan ohm. Semoga artikel ini sanggup menambah ilmu dan wawasan kau seputar dunia Fisika khusunya dalam bahan Hukum Ohm. Jika ada kesalahan dalam penulisan atau redaksi bahasa silahkan beri tahu kami dengan cara tulis di kolom komentar.
Referensi:
https://lokermanfaat.blogspot.com/search?q=bunyi-penerapan-rumus-contoh-soal-hukum?m=1
https://www.studiobelajar.com/hukum-ohm/
Sumber https://bacacoding.blogspot.com/
Daftar isi
Dalam ilmu elektro ada namanya aturan dasar yang wajib dipelajari dan dipahami oleh seorang enginer elektro yaitu Hukum Ohm. Hukum ini ialah aturan dasar yang membahas hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (V), dan Hambatan (R).
Orang inggris mengenal aturan ini dengan nama “Ohm’s Laws”, alasannya orang yang menemukan aturan ini ialah seorang fisikawan Jerman yang berjulukan Georg Simon Ohm (1789-1854) di tahun 1825. Hukum Ohm ini alhasil dipublikasikan oleh Georg Simon Ohm dalam sebuah Paper (karya ilmiah) yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically” di tahun 1827.
A. Bunyi Hukum Ohm
Bunyi Hukum Ohm intinya menyatakan:Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R).
B. Rumus Hukum Ohm
Pernyataan Georg Simon Ohm (1789-1854) alhasil dikenal dengan Hukum Ohm dengan persamaan sebagai berikut:Keterangan dan Satuan:
- V (Voltage) = beda potensial atau tegangan yang ada pada kedua ujung penghantar, satuan unit (V).
- I (Current) = arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar, satuan unit (A).
- R (Resistance) = kendala listrik yang ada pada sebuah penghantar, satuan unit (Ω).
Cara muah untuk mengingat rumus aturan ohm dari gambar diatas ialah dengan cara menutup salah satu aksara yang dicari rumusnya. Contoh, jikalau kau ingin mencari nilai tegangan listrik, maka tutup huruf V pada segitga diatas maka sanggup rumusnya I R, begitupula untuk cara mencari rumus lainnya.
Dalam hal penerapan pada rangkaian elektro kita sanggup memakai teori aturan ohm untuk memperkecil arus listrik, memperkecil tegangan, dan sanggup juga mendapat nilai resistensi atau kendala yang di inginkan.
Hal yang perlu di catat sebelum melaksanakan perhitungan rumus aturan ohm ialah satuan unit yang digunakan yakni Volt, Ampere, dan Ohm.
Jika kita memakai satuan unit lainnya menyerupai Kilovolt, miliVolt, MiliAmpere, kiloOhm, atau megaohm, maka kita harus mengkonversi terlebih dahulu satuan tersebut ke satuan unit Volt, Ampere, dan Ohm untuk mempermudah proses perhitungan dan mendapat hasil yang benar.
C. Penerapan Hukum Ohm
Hukum ohm sebagian besar diterapkan pada beberapa alat kelistrikan misalnya ialah rangkaian listrik. Rangkaian listrik merupakan lintasan listrik yang dilalui mulai dari sumber daya dan kembali lagi. Seluruh bab dari rangkaian listrik sederhana harus sanggup menghantarkan listrik dan terhubung satu sama lain.Ada dua macam atau jenis rangkaian listrik yakni rangkaian seri dan rangkaian paralel. Contoh dari rangkaian seri salah satunya ialah Senter, pada senter semua komponen terhubung satu sama lain.
Sedangkan rangkaian paralel mempunyai baterai atau komponen lain yang terhubung saling menyilang. Untuk sanggup menghitung besaran resistor serta kapasitor yang terjadi pada pemikiran listrik seri dan paralel sanggup di gunakan formula dibawah ini.
Rumus menghitung resistor rangkaian seri:
Rumus menghitung resistor rangkaian paralel:
Rumus menghitung kapasitor rangkaian seri:
Rumus menghitung kapasitor rangakain paralel:
Dalam rangkaian listrik, tegangan, resistensi, dan arus yang lewat sanggup dihitung dengan rumus Hukum Ohm. Perhatikan gambar rangkaian sederhana aturan ohm dibawah ini, dengan adanya gambar ini akan memudahkan dalam membedakan simbol satu sama lain. Tinggal memasukkan nilai yang dibutuhkan pada sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, serta sebuah Potensiometer.
Dari gambar rangkaian elektro diatas kita sanggup membandingkan Teori Hukum Ohm dengan hasil yang diperoleh dari latihan teladan soal dibawah dalam menghitung arus listrik, Tegangan, Hambatan (Resistensi).
D. Contoh Soal Hukum Ohm
Supaya lebih paham menyerupai apa aturan ohm itu, berikut ini ialah contoh soal aturan ohm dan pembahasannya:1. Contoh Soal Arus Listrik (I)
Untuk menghitung arus listrik sanggup kita gunakan rumus berikut : I = V/RContoh soal 1
Pengaturan Power Supply atau DC Generator untuk sanggup menghasilkan output tegangan sebesar 10V, kemudian nilai potensiometer di atur ke 10 ohm. Berapakah nilai arus listrik (I)?Pembahasan:
Diketahui:
V = 10 V
R = 10 ohm
Ditanya:
I = ..?
Jawab:
I = V / R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Jadi, nilai arus listriknya ialah 1 Ampere.
Contoh Soal ke 2
Pengaturan Power Supply atau DC Generator biar sanggup menghasilkan output tegangan 10v, kemudian nilai potensiometer di atur ke 1 kiloOhm. Berapakah nilai arus listrik (I)?Pembahasan:
Diketahui:
V = 10 V
R = 1 KiloOhm = 1000 Ohm
Ditanya:
I = ..?
Jawab:
I = V / R
I = 10 / 1000
I = 0.01 Ampere = 10 miliAmpere
Jadi, besar arus listrik ialah 10mA.
2. Contoh Soal Tegangan Listrik (V)
Untuk menghitung tegangan atau beda potensial sanggup kita gunakan rumus: V = I × R.Contoh soal ke 3
Setting nilai kendala atau resistansi potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur Power Supply (DC Generator) sampai memperoleh Arus Listrik (I) 10mA. Berapa nilai Tegangannnya (V) ?Pembahasan:
Diketahui:
I = 10 mA = 0,01 Ampere
R = 500 Ohm
Ditanya:
V = ..?
Jawab:
V = I x R
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Jadi, nilai tegangan yang diperoleh ialah 5 Volt.
Contoh soal 4
Sebuah resistor mempunyai kendala sebesar 0,5 KiloOhm yang dihubungkan dengan sebuah baterai. Ketika arus yang mengalir pada resistor sebesar 6 mA. Berapakah besar tegangan dari baterai tersebut?Pembahasan:
Diketahui:
R = 0,5 KiloOhm = 500 Ohm
I = 6 mA = 0,006 A
Ditanya:
V = ..?
Jawab:
V = I × R
V = 0,006 × 500
V = 3 Volt
Jadi, besar tegangan baterai ialah 3 Volt.
3. Contoh Soal Hambatan Listrik atau Resistensi (R)
Untuk sanggup menghitung nilai kendala arus listrik sanggup kita gunakan rumus: R = V/I.Contoh soal 5
Jika nilai tengan ialah 12V dan nilai arus listrik ialah 0.5A. Maka berapa nilai resistansi pada potensiometer?Pembahasan:
Diketahui:
V = 12 V
I = 0,5 A
Ditanya:
R = ..?
Jawab:
R = V / I
R = 12 / 0.5
R = 24 Ohm
Jadi, nilai kendala atau resistansi yang di sanggup ialah 24 Ohm.
Contoh soal 6
Apabila nilai tegangan sebuah arus listrik 20 V dan nilai arus listrik sebesar 5 A. Berapakah nilai resistensi atau hambatannya?Diketahui:
V = 20 V
I = 5 A
Ditanya:
R = ..?
Jawab:
R = V / I
R = 20 / 5
R = 4 Ohm
Jadi, nilai hambatannya ialah 4 Ohm.
Itu ia klarifikasi singkat mengenai pengertian, bunyi, penerapan, dan teladan soal aturan ohm. Semoga artikel ini sanggup menambah ilmu dan wawasan kau seputar dunia Fisika khusunya dalam bahan Hukum Ohm. Jika ada kesalahan dalam penulisan atau redaksi bahasa silahkan beri tahu kami dengan cara tulis di kolom komentar.
Referensi:
https://lokermanfaat.blogspot.com/search?q=bunyi-penerapan-rumus-contoh-soal-hukum?m=1
https://www.studiobelajar.com/hukum-ohm/
Sumber https://bacacoding.blogspot.com/