Tuhan Saya Merasa Sendiri Dalam Cinta Ini
Tuhan saya merasa sendiri dalam cinta ini tapi saya sudah punya seseorang. Dia yang begitu bersahabat dengan ku, ya, ia pasangan hidup lalui waktu bersama. Perlahan semua telah berubah. Aku tak sempat bertanya, mengapa? Semua berjalan ibarat tak terjadi apa-apa. Tetapi ruang-ruang hati ini mulai terasa hampa. sesak dada, sesah di hati. Entahlah, begitu banyak yang tersimpan.
Mungkin saja unek-unek yang secara tak sadar ada. Aku insan bukan malaekat. Artinya, saya juga bisa mencicipi kesal, saya juga bisa tidak suka, bahkan hingga membenci. Tapi, saya berguru menaklukkan diriku atas rasaku ini. Untung saja saya sudah berguru sabar, dan mematikan rasa egoku! Demi memahami karaktermu.
Aku tahu, yang kulakukan selama ini padamu mungkin tak berarti apa-apa. Meski saya telah berusaha semampuku, mengumpulkan segala kelebihanku dan memberikannya padamu supaya kau bisa sedikit melihatku dengan hatimu yang iklas bahwa saya pantas kau jadikan seseorang yang berarti disisimu. Bukan hanya sekedar ada.
Aku ingin kau mengembangkan apa saja perihal dirimu ibarat dulu kita gres memulai. Entah itu problem atau urusan-urusan yang rumit yang membuatmu lelah seharian, merasa bosan, sumpek, bahkan terkadang kejengkelanmu yang tak jarang terlihat diraut wajahmu, dan kau menyembunyikan masalahmu dariku. Kau simpan sendiri! Seolah saya tak pernah ada. Kau anggap apa saya ini? Jujur saya sedih, saya sakit. Aku merasa tidak berguna.
Kamu selalu memandangku lemah, tidak lebih dari itu. Tidak mengerti kapan kau mencap saya dengan cara pandangmu ini. Mestinya kita jalani setiap hari penuh arti, terisi cinta, tapi kita jauh dari itu, berbeda sekali. Kita tak ibarat dua orang yang layak mengarungi samudera kehidupan ini. Kita punya jalan sendiri-sendiri. Kamu dan saya sudah banyak kehilangan kesempatan. Dimana hari-hari indah berlalu begitu saja.
Aku tahu, kau selalu ingin yang sempurna. Kau mau saya serba bisa. Kau mau saya ibarat seseorang yang mungkin kau idolakan. Entahlah,.. pikiranku campur aduk. Kamu membuatku semakin tidak memahami dirimu. Iya, kau yang sekarang. Aku tak bisa telusuri isi hatimu, pikiranmu. Hanya kau dan Tuhan yang tahu. Terlalu merasa abnormal dikala ini berdekatan hanya sekedar untuk bertanya. Ya sudah, semoga semua ini berjalan begitu saja.
Membuka hati yang mungkin sudah usang terkunci tuk mencicipi bahwa bahu-membahu di antara kita masih ada cinta, ada sayang,... bila kita mau kita bisa! Kita malah menciptakan tembok keangkuhan yang memisah. Apakah hati kita sudah dipenuhi oleh gunung es yang tak mungkin mencair lagi? Apakah kita hanyalah duri yang siap menusuk bila berdekap?
Makara untuk apa kita teruskan? Tak ada gunanya kita bangkit hidup ini bersama. Semua terlihat sangat indah, seolah-olah kau dan saya sangat berbahagia. Padahal kita hanya bersandiwara semoga semua orang tahu bahwa kita bahagia. Lalu mereka memuji kita hebat, pasangan yang serasi. Berkali-kali kita tampil sempurna, sangat mesrah. Aku sudah bosan begini terus. Apakah kau tahu saya lelah melakoni tugas macam ini?
Catatan hati
Alangkah menyedihkan kehidupan ini bila dijalani dengan tidak tulus. Kita akal-akalan bila kita bahagia, kita selalu akal-akalan menjadi dua wujud yang harmonis, memperlihatkan kemesraan. Kita akal-akalan ada cinta diantara kita. Kita buat serapi mungkin supaya dunia tahu kita bahagia. Ternyata ada banyak rahasia. Kita jalan sendiri-sendiri. Membangun tembok keangkuhan yang memisah hati. Menciptakan duri dalam daging. Betapa sedihnya hidup ibarat ini.
Seringkali terdengar kalimat-kalimat 'Dunia telah berubah' benarkah demikian? Dunia tak pernah berubah, tapi kitalah yang berbeda. Waktu tak pernah berulang, dunia semakin tua. Umur kitapun demikian. Jadi, apakah hingga terpisahkan oleh simpulan hidup kita tetap bersandiwara melastarikan permainan ini?
Kata-kata bijak
Semangkuk sayur dengan kejujuran akan jauh lebih bernilai daripada satu porsi daging dengan tipu muslihat! Sebaris kalimat dengan kejujuran lebih bergema daripada satu paragraf kata-kata indah dengan Kebohongan. [Imanuel Kristo]
Berikut ini puisi untuk Anda. Puisi Tuhan Aku merasa sendiri dalam Cinta ini, puisi Kita Bisa Kan? Semoga Anda suka ya.
tolong temani
dalam menjalani hari-hari
Supaya saya berpengaruh jalani
Kuingin berlari pergi
tiada kembali
Lalui hari-hari sepi
biarlah hati ini
menangis dalam sunyi
Tuhan,
Sungguhkah harus berakhir
hingga disini?
Ketika cinta kita t'lah berpadu
satu dalam janji..
Waktu itu kita memulai dengan
sebuah ketulusan dan kau berjanji
kita mau hidup setia sampai
diujung hari
takkan lepas genggam jemari
Jangan, jangan izinkan itu terjadi
Aku mau tetap disini Diam dihatimu menemani
Mari kita mulai lagi..
Apa yang harus saya lakukan?
Apa maumu saya menurut..
Hingga kau bahagia
Tapi jangan membisu seribu bahasa
Kita bisa kan?
Membuat ini lebih indah
Indah ibarat waktu dulu kita
mulai..
Kita bisa kan?
Membuat benci jadi sayang
Seperti dulu tiada pernah
kau lupa bilang sayang
Kita bisa kan?
Membuat cuek menjadi hangat
Seperti dulu kau peluk relungku
Mencium keningku
Kita bisa kan?
Membuat murung menjadi bahagia
Seperti dulu kau bisikkan
kata membuatku tertawa kecil
kau genggam jemariku erat
matamu tak lepas memandangku
kau beriku instruksi hati bahwa,
Kau segera kembali memelukku
dengan cinta..
Kita bisa?
Kita bisa..
Selalu bersama dalam suka
dan susah
Jangan berubah
sedikitpun jangan
Lihat saya yang selalu ada
ada disini
disisimu menemani
Aku yang dulu kau isi dengan
sayang dan cintamu..
Jakarta,
Ike
Catatan
Jika kita memelihara egois di dalam hati kita, maka yang tumbuh yaitu keangkuhan. Hati kita akan mati. Mati rasa, cuek dan membeku. Makara sangat abnormal untuk orang di bersahabat kita bahkan bagi diri kita sendiri. Bisa saja mempertahankan Cinta kita. Asalkan kita pegang teguh komitmen awal kita! Maukah kita membuka hati? Memulai memang sangat sulit, tetapi mengakhiri yaitu sangat gampang.
Mungkin saja unek-unek yang secara tak sadar ada. Aku insan bukan malaekat. Artinya, saya juga bisa mencicipi kesal, saya juga bisa tidak suka, bahkan hingga membenci. Tapi, saya berguru menaklukkan diriku atas rasaku ini. Untung saja saya sudah berguru sabar, dan mematikan rasa egoku! Demi memahami karaktermu.
Aku tahu, yang kulakukan selama ini padamu mungkin tak berarti apa-apa. Meski saya telah berusaha semampuku, mengumpulkan segala kelebihanku dan memberikannya padamu supaya kau bisa sedikit melihatku dengan hatimu yang iklas bahwa saya pantas kau jadikan seseorang yang berarti disisimu. Bukan hanya sekedar ada.
![]() |
Aku selalu merasa sendiri. Unsplash Images |
Kamu selalu memandangku lemah, tidak lebih dari itu. Tidak mengerti kapan kau mencap saya dengan cara pandangmu ini. Mestinya kita jalani setiap hari penuh arti, terisi cinta, tapi kita jauh dari itu, berbeda sekali. Kita tak ibarat dua orang yang layak mengarungi samudera kehidupan ini. Kita punya jalan sendiri-sendiri. Kamu dan saya sudah banyak kehilangan kesempatan. Dimana hari-hari indah berlalu begitu saja.
Semua kuhadapi sendiri, sementara kau? Kemana?
Saat problem tiba saya hadapi sendiri. Kau lepas tangan dan tidak mau ikut campur, sedangkan itu problem saya dan kamu. Aku berdiri di tengah-tengah topan dan gelombang yang menghempas. Aku mau kita sama-sama berjuang. Aku mau kau ada di sini. Bukannya saya sendiri yang mesti tanggung semua ini.Aku tahu, kau selalu ingin yang sempurna. Kau mau saya serba bisa. Kau mau saya ibarat seseorang yang mungkin kau idolakan. Entahlah,.. pikiranku campur aduk. Kamu membuatku semakin tidak memahami dirimu. Iya, kau yang sekarang. Aku tak bisa telusuri isi hatimu, pikiranmu. Hanya kau dan Tuhan yang tahu. Terlalu merasa abnormal dikala ini berdekatan hanya sekedar untuk bertanya. Ya sudah, semoga semua ini berjalan begitu saja.
Ketahuilah, saya pun banyak kekurangan, unutkmu saya mau belajar..
Aku ingin kau tahu bahwa, saya bukan insan tepat yang sanggup melengkapi setiap tuntutanmu dimana kau ingin saya ada. Aku hanyalah wanita biasa milik Tuhan. Dia menciptaku dengan kelebihan dan segala kekurangan. Maafkan aku,...mengapa kita berdua tak pernah ingin mencoba kembali membuka hati tuk memulai mengerti?Membuka hati yang mungkin sudah usang terkunci tuk mencicipi bahwa bahu-membahu di antara kita masih ada cinta, ada sayang,... bila kita mau kita bisa! Kita malah menciptakan tembok keangkuhan yang memisah. Apakah hati kita sudah dipenuhi oleh gunung es yang tak mungkin mencair lagi? Apakah kita hanyalah duri yang siap menusuk bila berdekap?
Makara untuk apa kita teruskan? Tak ada gunanya kita bangkit hidup ini bersama. Semua terlihat sangat indah, seolah-olah kau dan saya sangat berbahagia. Padahal kita hanya bersandiwara semoga semua orang tahu bahwa kita bahagia. Lalu mereka memuji kita hebat, pasangan yang serasi. Berkali-kali kita tampil sempurna, sangat mesrah. Aku sudah bosan begini terus. Apakah kau tahu saya lelah melakoni tugas macam ini?
Catatan hati
Alangkah menyedihkan kehidupan ini bila dijalani dengan tidak tulus. Kita akal-akalan bila kita bahagia, kita selalu akal-akalan menjadi dua wujud yang harmonis, memperlihatkan kemesraan. Kita akal-akalan ada cinta diantara kita. Kita buat serapi mungkin supaya dunia tahu kita bahagia. Ternyata ada banyak rahasia. Kita jalan sendiri-sendiri. Membangun tembok keangkuhan yang memisah hati. Menciptakan duri dalam daging. Betapa sedihnya hidup ibarat ini.
Seringkali terdengar kalimat-kalimat 'Dunia telah berubah' benarkah demikian? Dunia tak pernah berubah, tapi kitalah yang berbeda. Waktu tak pernah berulang, dunia semakin tua. Umur kitapun demikian. Jadi, apakah hingga terpisahkan oleh simpulan hidup kita tetap bersandiwara melastarikan permainan ini?
Kata-kata bijak
Semangkuk sayur dengan kejujuran akan jauh lebih bernilai daripada satu porsi daging dengan tipu muslihat! Sebaris kalimat dengan kejujuran lebih bergema daripada satu paragraf kata-kata indah dengan Kebohongan. [Imanuel Kristo]
Berikut ini puisi untuk Anda. Puisi Tuhan Aku merasa sendiri dalam Cinta ini, puisi Kita Bisa Kan? Semoga Anda suka ya.
Tuhan saya merasa sendiri dalam cinta ini
Tuhan,tolong temani
dalam menjalani hari-hari
Supaya saya berpengaruh jalani
Kuingin berlari pergi
tiada kembali
Lalui hari-hari sepi
biarlah hati ini
menangis dalam sunyi
Tuhan,
Sungguhkah harus berakhir
hingga disini?
Ketika cinta kita t'lah berpadu
satu dalam janji..
Waktu itu kita memulai dengan
sebuah ketulusan dan kau berjanji
kita mau hidup setia sampai
diujung hari
takkan lepas genggam jemari
Jangan, jangan izinkan itu terjadi
Aku mau tetap disini Diam dihatimu menemani
Mari kita mulai lagi..
Kita bisa kan?
Katakan,Apa yang harus saya lakukan?
Apa maumu saya menurut..
Hingga kau bahagia
Tapi jangan membisu seribu bahasa
Kita bisa kan?
Membuat ini lebih indah
Indah ibarat waktu dulu kita
mulai..
Kita bisa kan?
Membuat benci jadi sayang
Seperti dulu tiada pernah
kau lupa bilang sayang
Kita bisa kan?
Membuat cuek menjadi hangat
Seperti dulu kau peluk relungku
Mencium keningku
Kita bisa kan?
Membuat murung menjadi bahagia
Seperti dulu kau bisikkan
kata membuatku tertawa kecil
kau genggam jemariku erat
matamu tak lepas memandangku
kau beriku instruksi hati bahwa,
Kau segera kembali memelukku
dengan cinta..
Kita bisa?
Kita bisa..
Selalu bersama dalam suka
dan susah
Jangan berubah
sedikitpun jangan
Lihat saya yang selalu ada
ada disini
disisimu menemani
Aku yang dulu kau isi dengan
sayang dan cintamu..
Jakarta,
Ike
Catatan
Jika kita memelihara egois di dalam hati kita, maka yang tumbuh yaitu keangkuhan. Hati kita akan mati. Mati rasa, cuek dan membeku. Makara sangat abnormal untuk orang di bersahabat kita bahkan bagi diri kita sendiri. Bisa saja mempertahankan Cinta kita. Asalkan kita pegang teguh komitmen awal kita! Maukah kita membuka hati? Memulai memang sangat sulit, tetapi mengakhiri yaitu sangat gampang.