Penjelasan Lengkap Mengenai Koloid Emulsi
Emulsi yakni sistem koloid yang terdiri atas fasa cair ( tetesan-tetesan kecil dengan diameter antara 1-100 nm ) yang terdispersi atau tersuspensi dalam medium cair. Fasa terdispersi kadang kala disebut sebagai fasa internal ( yang menyebar ) dan fasa kontinu sebagai fasa eksternal ( medium pensdispersi ). Kebanyakan emulsi terdiri atas aqueous sebagai fasa cair dilambangkan sebagai w dari kata water, dan senyawa hidrokarbon sebagai fasa minyak ( dilambangkan sebagai O , Oil ). Berdasarkan komposisi kedua fasa ini maka koloid dibagi menjadi dua jenis yaitu,
1) Koloid minyak dalam air, ( oil in water ) untuk tetesan-tetesan minyak yang tersebar dalam air dan
2) Koloid air dalam minyak ( water in oil ) untuk tetesan tetesan air yang tersebar dalam minyak.
Beberapa referensi emulsi stabil dari adonan air dan minyak, dengan lesitin sebagai zat pengemulsi ( stabilizer )
Mayones merupakan referensi emulsi stabil dari adonan air dan minyak. dengan lesitin sebagai zat pengemulsi.
Pada kenyataanya, bukan hanya emulsi sederhana yang banyak dijumpai tetapi juga emulsi rangkap. Emulsi O/W/O menawarkan emulsi rangkap yang terdiri atas tetesan-tetesan minyak yang terdispersi dalam air terdispersi ulang dalam minyak. Tetesan -tetesan emulsi rangkap sanggup berukuran besar ( puluhan mikrometer ) yang mengandung puluhan tetesan fasa internal.
Emulsi yang lebih kompleks juga sanggup terbentuk melalui pencampuran kedua fasa yang saling berulang sebagai fasa kontinu, contohnya emulsi jenis W/O/W/O jenis emulsi yang terbentuk berhgantung pada beberapa faktor jikalau rasio volume sangat besar atau sangat kecil, fasa dengan volume yang lebih kecil sebagai fasa terdispersi.
1. Penentuan Jenis-Jenis Emulsi
Cara yang paling sederhana untuk membedakan jenis-jenis emulsi yakni menempatkan sedikit emulsi untuk diamati dengan mikroskop dan mencampurkanya dengan satu tetes minyak atau air. Jika emulsi berjenis O/W tetesan minyak tidak akan bercampur dengan emulsi. sedangkan air akan gampang bercampur. Cara yang sebaliknya sanggup diterapkan untuk mengamati emulsi W/O.
Jenis emulsi ditentukan dari sifat-sifat fasa eksternal ( medium pendispersi ). Emulsi O/W sanggup bercampur secara bebas dengan air. sedangkan emulsi W/O akan mengambang diatas permukaan air. Perbedaan jenis-jenis emulsi sanggup diamati menurut konduktivitas listriknya. Emulsi jenis O/W mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, sedangkan emulsi W/O mempunyai daya hantar listrik rendah.
2. Pemecahan dan Pencegahan Emulsi
Emulsi sanggup dipecah melalui dua cara, yaitu penghancuran zat pengemulsi dan perengkahan film pengemulsi. adapun pencegahan terbentuknya emulsi sanggup dilakukan melelui inhibisi.
a. Penghancuran Zat Pengemulsi
Penghancuran zat pengemulsi dilakukan melalui penambahan zat-zat kimia yang sanggup bereaksi dengan zat pengemuls. Penambahan asam akan mencegah emulsi yang selanjutnya distabilkan oleh natrium oleat, alasannya asam bereaksi dengan natrium oleat dan mengubah asam oleat yang tidak mempunyai kerja pengemulsi. Melalui proses yang sama, emulsi yang distabilkan dengan natrium oleat pecah melalui penambahan garam logam alkali dengan jumlah yang sesuai. Proses ini mengubah sabun dari garam-garam oleat menjadi sabun dari garam bivalen yang menimbulkan emulsi tak stabil.
b. Perengkahan Film Pengemulsi
Proses ini melibatkan perlakuan-perlakuan berikut.
1) Penambahan emulsifier yang bisa membentuk emulsi dengan jenis yang berbeda
2) Agitasi dengan fasa terdispersi berlebih
3) Penghilangan air dengan memakai garam berlebih yang mendehidrasi film yang berkembang
4) Pembekuan
5) Pergelentangan
6) Filtrasi tingkat tinggi
7) Sentrifugasi
8) Penambahan garam dengan ion-ion bermuatan multivalen
9) Pemanasan
c. Inhibisi
Inhibisi yakni pencegahan terbentuknya emulsi. Pertumbuhan koloid sanggup ditahan oleh adanya pengotor-pengotor yang teradsorpsi pada permukaan-permukaan partikel koloid dan mencegah penggabungan molekul-molekul yang ditambahkan.
Thanks For Visitng !
