Sendiri Lebih Baik Dari Pada Berdua
Sendiri lebih baik dari pada berdua, tetapi bersama dengan orang yang mencintaimu dan baik lebih menenangkan. Sudah lumrah melihat perempuan zaman ini memberi perhatian penuh untuk bekerja. Seabrek acara digelutinya hingga pasangan hidup pun lupa dicari. Pekerjaan telah menyita banyak waktu dan tanpa ia sadar semua berlalu begitu saja. Halo wanita, kita harus arif sisihkan waktu untuk diri kita. Jangan hingga terlambat, oke...
Karapkali perempuan merasa terganggu bila ia punya pasangan. Pria yang digandengnya akal-akalan tidak tahu dengan kondisinya. Banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan. Pria yang selalu menanyakan keberadaannya, pergi dengan siapa, pulangnya jam berapa. Kalau punya pasangan macam ini sanggup bikin hancur semua impian, yang ada hanyalah stres. Mana sanggup berkarier?
Padahal perempuan sangat ingin mempunyai pasangan yang sanggup kasih semangat dan saling men-suport satu dengan yang lain. Ruang geraknya tak dibatasi. Suka mendikte, dan laki-laki yang jelas-jelas suka bohong. Jika kenyataannya laki-laki lebih suka pelihara lebih bayak sifat jelek, sudah tentu perempuan tidak membutuhkan teman hidup.
Kemungkinan lain laki-laki Anda suka bikin perempuan kecewa sehingga ia menentukan untuk hidup sendiri dan bertekat menyampaikan pada laki-laki bahwa 'tanpa kau saya sanggup hidup' saya tidak butuh kamu! Daripada punya pasangan tapi kerjaannya bikin hati saya sakit, sudahlah biar kuhidup sendiri lebih baik dari pada berdua.
Pertanyaannya, benarkah perempuan yang punya segudang kesibukan itu tidak perlu laki-laki sebagai teman hati untuk menguatkannya pada saat-saat tertentu jikalau ia berada di satu titik paling rendah? Tidak setiap waktu perempuan berpengaruh hadapi problem sendirian. "Even the strongest woman she needs a man"
Sekuat apapun wanita, ia tetap perlu seorang laki-laki untuk bersandar pada lengannya dan membuat hatinya teduh. Adakalanya perempuan juga butuh saran dan pendapat seorang pria. Terkadang perempuan menangis bukan kalah atau lemah tapi ada hal-hal yang terlalu membatasi ruang geraknya.
Saya juga pernah memberi label pada diri sendiri bahwa saya tidak butuh laki-laki lantaran saya perempuan bekerja dan kuat. Saya sanggup penuhi kebutuhan saya. Lalu wacana teman hidup saya letakkan di urutan yang nggak penting. Tapi semakin usang saya sadar bahwa saya tidak sanggup hidup sendirian.
Wanita, benarkah dalam seharian itu; dari matahari terbit hingga terbenam waktu Anda hanya untuk kerja semata? Tak ada waktu sedikitpun untuk dirimu berpikir mengenai hari esok? Semuanya telah habis terkuras oleh urusan kerja. Begitu hingga di rumah sudah kelelahan. Tidak ada waktu lagi untuk menyayangi dan memanjakan diri dan berbicara pada hatimu 'aku harus punya pasangan hidup, saya mau membuatkan hidupku dengan orang yang akan menjagaku.'
Wanita, mungkin kita mesti sedikit koreksi bahwa tidak baik memberi label laki-laki itu sama. "Perih luka hatiku yang sudah digoresnya hari ini belum tentu sama dengan beliau yang akan ku temukan esok" hari ini kita boleh merasa pahit, sakit, murka dan kecewa tapi kita harus berusaha membuangnya jauh kalau kita mau bangkit. Tentu lebih baik berdua dengan orang yang baik lebih baik dari pada sendiri.
Manusia yang hidup di muka bumi ini niscaya memerlukan insan lain. Di dalam masyarakat dan di daerah kerja. Tidak mungkin kita mengerjakan segala sesuatu sendiri saja. Campur tangan dan sumbangan individu lain penting sekali. Hidup bahagia, serasi dalam sebuah keluarga itu sungguh indah ya. Sehingga saya tidak sanggup bilang bahwa 'aku nggak butuh kau dan yang lain'. Jujur saya nggak sanggup hidup sendiri!
Tidak sanggup dipungkiri bahwa insan tetap saling memerlukan antara satu dengan yang lain untuk membuat sebuah kekerabatan supaya mempunyai keseimbangan dalam hidupnya. Hidup tanpa kekerabatan bagaikan hidup dalam kegelapan. Kita hanya seorang diri. Bayangkan saja kalau dunia ini cuma ada laki-laki atau isinya melulu wanita. Aku tidak sanggup bayangkan. Tak ada keturunan. Makanya Allah ciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan.
Pernah juga ada dalam pikiran saya kalau hingga saya tetapkan untuk hidup sendiri nanti siapa yang akan menjaga saya pada ketika tua? Atau suatu ketika saya sakit tak ada yang memeluk dan menanyakan "saya apa yang kau rasa? Aku antarkan ke dokter ya sayang?" Betapa sedihnya jikalau saya tiba seorang diri membawa diriku yang sedang lelah dan sakit.
Bagi mereka yang sukses dan berlimpah harta, mereka kemudian melengkapi gedung kantor yang dimilikinya dengan kamar tidur dan kolam renang juga banyak sekali kemudahan glamor lainnya guna memperlancar segala acara supaya mereka tidak perlu beranjak dari kantornya hingga waktu semakin efektif untuk bekerja mengumpulkan lebih banyak harta kekayaan.
Sudah terperinci mereka tidak pernah berbaur dengan masyarakat. Hidup cuma untuk kerja. Namun, betapa sedihnya alasannya yaitu mereka lupa bahwa mereka tidak sanggup menikmati alam ciptaan Tuhan yang begitu indah di luar sana. Cahaya matahari, hembusan angin, tarian ombak di tepi pantai dan temaram senja.
Anda mempunyai segalanya, tapi disisi lain hidup Anda sunyi. Ternyata harta yang melimpah sungguh tidak berarti jikalau kita hanya sendiri. Kekayaan tidak sanggup diganti dengan hidup dalam kebersamaan. Manusia tidak sanggup hidup sendirian saja.
Sendiri lebih baik dari pada berdua, namun berdua dengan seseorang yang baik lebih baik dibandingkan sendiri. Bisa saling menguatkan. Bila seorang lemah tak berdaya, ada yang menopang
Saya mau minta maaf, lantaran mungkin saja di antara teman pembaca lawbers informasi ada yang tetapkan untuk hidup sendirian dan kebetulan membaca artikel ini dan tidak sepakat dengan pendapat saya. Saya pun akan menyampaikan bahwa hidup sendirian merupakan suatu panggilan hati seseorang. Hidup sendiri itu mulia bagi mereka yang mengkhususkan diri untuk Tuhan dan pelayanan.
Para perempuan jago yang hidup sendirian berjuang untuk membiayai hidup anak-anaknya. Wanita terkuat yang tetapkan hidup sendiri untuk melayani orang tuanya dengan kasih sayang. Juga perempuan yang bekerja penuh untuk membiayai adik-adiknya. Mereka yaitu orang-orang mulia yang diberkati Allah.
Tantangan dan cobaan tiba pada siapa saja. Tidak perduli apa bagaimana dan siapa Anda. Sendiri atau berdua, harta berlimpah atau tidak punya apa-apa. Pada balasannya mempunyai tanggung jawab yang sama di mata Allah.
Semoga artikel sendiri lebih baik dari pada berdua ini bermanfaat. Terimakasih sudah membaca.
Karapkali perempuan merasa terganggu bila ia punya pasangan. Pria yang digandengnya akal-akalan tidak tahu dengan kondisinya. Banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan. Pria yang selalu menanyakan keberadaannya, pergi dengan siapa, pulangnya jam berapa. Kalau punya pasangan macam ini sanggup bikin hancur semua impian, yang ada hanyalah stres. Mana sanggup berkarier?
Padahal perempuan sangat ingin mempunyai pasangan yang sanggup kasih semangat dan saling men-suport satu dengan yang lain. Ruang geraknya tak dibatasi. Suka mendikte, dan laki-laki yang jelas-jelas suka bohong. Jika kenyataannya laki-laki lebih suka pelihara lebih bayak sifat jelek, sudah tentu perempuan tidak membutuhkan teman hidup.
Kemungkinan lain laki-laki Anda suka bikin perempuan kecewa sehingga ia menentukan untuk hidup sendiri dan bertekat menyampaikan pada laki-laki bahwa 'tanpa kau saya sanggup hidup' saya tidak butuh kamu! Daripada punya pasangan tapi kerjaannya bikin hati saya sakit, sudahlah biar kuhidup sendiri lebih baik dari pada berdua.
Anda tahu ini putusan berat yang diambil perempuan untuk hidup sendiri
![]() |
Wanita sendirian. Pixabay Images |
Sekuat apapun wanita, ia tetap perlu seorang laki-laki untuk bersandar pada lengannya dan membuat hatinya teduh. Adakalanya perempuan juga butuh saran dan pendapat seorang pria. Terkadang perempuan menangis bukan kalah atau lemah tapi ada hal-hal yang terlalu membatasi ruang geraknya.
Saya juga pernah memberi label pada diri sendiri bahwa saya tidak butuh laki-laki lantaran saya perempuan bekerja dan kuat. Saya sanggup penuhi kebutuhan saya. Lalu wacana teman hidup saya letakkan di urutan yang nggak penting. Tapi semakin usang saya sadar bahwa saya tidak sanggup hidup sendirian.
Wanita, benarkah dalam seharian itu; dari matahari terbit hingga terbenam waktu Anda hanya untuk kerja semata? Tak ada waktu sedikitpun untuk dirimu berpikir mengenai hari esok? Semuanya telah habis terkuras oleh urusan kerja. Begitu hingga di rumah sudah kelelahan. Tidak ada waktu lagi untuk menyayangi dan memanjakan diri dan berbicara pada hatimu 'aku harus punya pasangan hidup, saya mau membuatkan hidupku dengan orang yang akan menjagaku.'
Wanita, mungkin kita mesti sedikit koreksi bahwa tidak baik memberi label laki-laki itu sama. "Perih luka hatiku yang sudah digoresnya hari ini belum tentu sama dengan beliau yang akan ku temukan esok" hari ini kita boleh merasa pahit, sakit, murka dan kecewa tapi kita harus berusaha membuangnya jauh kalau kita mau bangkit. Tentu lebih baik berdua dengan orang yang baik lebih baik dari pada sendiri.
Manusia yang hidup di muka bumi ini niscaya memerlukan insan lain. Di dalam masyarakat dan di daerah kerja. Tidak mungkin kita mengerjakan segala sesuatu sendiri saja. Campur tangan dan sumbangan individu lain penting sekali. Hidup bahagia, serasi dalam sebuah keluarga itu sungguh indah ya. Sehingga saya tidak sanggup bilang bahwa 'aku nggak butuh kau dan yang lain'. Jujur saya nggak sanggup hidup sendiri!
Tidak sanggup dipungkiri bahwa insan tetap saling memerlukan antara satu dengan yang lain untuk membuat sebuah kekerabatan supaya mempunyai keseimbangan dalam hidupnya. Hidup tanpa kekerabatan bagaikan hidup dalam kegelapan. Kita hanya seorang diri. Bayangkan saja kalau dunia ini cuma ada laki-laki atau isinya melulu wanita. Aku tidak sanggup bayangkan. Tak ada keturunan. Makanya Allah ciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan.
Pernah juga ada dalam pikiran saya kalau hingga saya tetapkan untuk hidup sendiri nanti siapa yang akan menjaga saya pada ketika tua? Atau suatu ketika saya sakit tak ada yang memeluk dan menanyakan "saya apa yang kau rasa? Aku antarkan ke dokter ya sayang?" Betapa sedihnya jikalau saya tiba seorang diri membawa diriku yang sedang lelah dan sakit.
Dengan pelukan, kasih sayang dan sebuah ciuman kecil di kening sanggup menyembuhkan kelelahan fisik dan psikis kita?Kalau begitu apa yang saya cari dengan kerja keras tidak ada artinya, alasannya yaitu saya tidak sanggup berbagi. Lalu hartaku akan saya wariskan pada siapa jikalau saya mati? Aku niscaya merasa prcuma hidupku ini. Tidak ada warna dan variasi dalam hidup.
Bagi mereka yang sukses dan berlimpah harta, mereka kemudian melengkapi gedung kantor yang dimilikinya dengan kamar tidur dan kolam renang juga banyak sekali kemudahan glamor lainnya guna memperlancar segala acara supaya mereka tidak perlu beranjak dari kantornya hingga waktu semakin efektif untuk bekerja mengumpulkan lebih banyak harta kekayaan.
Sudah terperinci mereka tidak pernah berbaur dengan masyarakat. Hidup cuma untuk kerja. Namun, betapa sedihnya alasannya yaitu mereka lupa bahwa mereka tidak sanggup menikmati alam ciptaan Tuhan yang begitu indah di luar sana. Cahaya matahari, hembusan angin, tarian ombak di tepi pantai dan temaram senja.
Anda mempunyai segalanya, tapi disisi lain hidup Anda sunyi. Ternyata harta yang melimpah sungguh tidak berarti jikalau kita hanya sendiri. Kekayaan tidak sanggup diganti dengan hidup dalam kebersamaan. Manusia tidak sanggup hidup sendirian saja.
Sendiri lebih baik dari pada berdua, namun berdua dengan seseorang yang baik lebih baik dibandingkan sendiri. Bisa saling menguatkan. Bila seorang lemah tak berdaya, ada yang menopang
Saya mau minta maaf, lantaran mungkin saja di antara teman pembaca lawbers informasi ada yang tetapkan untuk hidup sendirian dan kebetulan membaca artikel ini dan tidak sepakat dengan pendapat saya. Saya pun akan menyampaikan bahwa hidup sendirian merupakan suatu panggilan hati seseorang. Hidup sendiri itu mulia bagi mereka yang mengkhususkan diri untuk Tuhan dan pelayanan.
Para perempuan jago yang hidup sendirian berjuang untuk membiayai hidup anak-anaknya. Wanita terkuat yang tetapkan hidup sendiri untuk melayani orang tuanya dengan kasih sayang. Juga perempuan yang bekerja penuh untuk membiayai adik-adiknya. Mereka yaitu orang-orang mulia yang diberkati Allah.
Tantangan dan cobaan tiba pada siapa saja. Tidak perduli apa bagaimana dan siapa Anda. Sendiri atau berdua, harta berlimpah atau tidak punya apa-apa. Pada balasannya mempunyai tanggung jawab yang sama di mata Allah.
Catatan: Jika hari ini Anda mengambil keputusan yang sempurna dalam hidup Anda, tentu berimplikasi baik pada kehidupan Anda di masa yang akan datang. Kebahagiaan dan sukacita yaitu milik Anda lantaran setiap ketika kita diperhadapkan oleh pilihan, dan semua itu ada di tangan kita. Meminta hikmat dari Tuhan untuk menentukan pilihan kita ke depan. Hidup berdua atau sendiri.
Semoga artikel sendiri lebih baik dari pada berdua ini bermanfaat. Terimakasih sudah membaca.