Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penjelasan Komponen Larutan Penyangga Dan Prinsip Kerja Sistem Penyangga


Komponen Larutan Penyangga

Penyangga ( buffer ) yaitu adonan zat-zat terlarut yang sanggup menahan perubahan pH larutan. Larutan yang mengandung adonan zat terlarut ini disebut sebagai larutan penyangga. Sistem penyangga sanggup menahan perubahan pH saat sedikit asam asam atau sedikit basa ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung sistem penyangga. Biasanya, sistem penyangga terdiri atas dua zat terlarut yang satu berperan sebagai basa bronsted berpengaruh dan satunya lagi sebagai basa bronsted lemah. Dua zat terlarut ini merupakan pasangan asam-basa konjugat. Jika yang menjadi asam yaitu molekul maka yang menjadi basa konjugatnya yaitu garam yang terlarut dari asam tersebut. Ada pula larutan penyangga yang terdiri atas pasangan basa lemah dengan asam konjugatnya. Kaprikornus sanggup dikatakan bahwa penyangga merupakan pasangan asam lemah atau basa lemah dengan basa atau asam konjugatnya.

Jika diamati menurut komponen zat terlarut yang dicampurkan ada dua jenis larutan penyangga yang mungkin sanggup terbentuk yaitu penyanga yang bersifat asam dan basa. Contoh penyangga yang bersifat asam yaitu adonan antara CH3COOH dengan CH3COO-. Biasanya basa konjugat dalam bentuk garam contohnya CH3COONa pola penyangga yang bersifat basa yaitu adonan antara NH3 atau NH4OH dengan NH4+, Mengapa sistem penyangga bersifat asam atau basa ?

Kedua adonan diatas sanggup membentuk sistem penyangga sebab terbentuknya sistem kesetimbangan antara asam lemah dengan basa konjugatnya dan antara basa lemah dengan asam konjugatnya,. Sistem kesetimbangan inilah yang berperan menjaga kestabilan pH larutan.

Prinsip Kerja Sistem Penyangga : Pengaruh Ion Senama


Sistem penyangga bekerja melalui fenomena yang terkait dengan efek ion senama. Apa yang dimaksud ion senama ? Dari mana asal ion senama ? Perhatikan pola berikut :

Contoh dari efek ini yaitu saat asam asetat ( CH3COOH ) dilarutkan ke dalam air dan selanjutnya sejumlah natrium asetat ( CH3COONa ) ditambahkan ke dalam larutan yang terbentuk. Asam asetat hanya mengalami ionisasi sebagian kecil membentuk ion H+ atau H3O+ dan ion asetat, CH3COO-

Berdasarkan prinsip Le Chatelier kalau ion CH3COO- ( dari garam CH3COONa ) ditambahkan ke dalam sistem kesetimbangan asam asetat, maka posisi kesetimbangan asam asetat akan bergeser ke kiri sehingga H3O+ berkurang sebagai efek dari berkurangnya penguraian asam asetat.

Dengan hal yang sama kalau asam asetat dilarutkan ke dalam larutan Natrium Asetat ion asetat dan ion H3O+ dari ionisasi asam asetat masuk ke dalam larutan. Ion asetat yang ada dalam larutan akan menahan ionisasi asam asetat sehingga menurunkan H3O+ jadi adanya ion senama dalam hal ini ( CH3COO- sanggup menurunkan ionisasi asam.

Prinsip yang sama juga terjadi pada sistem kesetimbangan basa lemah BOH akhir penambahan ion senama B+ ( asam konjugat ). Campuran antara basa lemah BOH dengan asam konjugat B+ dari garamnya membentuk larutan penyangga

BOH > B+ + OH-

Dalam sistem ini OH < B+ sebab terjadinya pergeseran kesetimbangan ke arah kiri akhir penambahan ion senama B+ dari garam.