Mikrotubulus: Pengertian, Gambar, Struktur, Proses Dan Fungsi
Mikrotubulus – atau mikrotubula merupakan organel sel berbentuk tabung silinder yang terdapat di dalam sitoplasma pada semua sel eukariotik. Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel, membantu proses motilitas sel menyerupai pada silia atau flagella, dan pergerakan organel sel. Strukturnya berupa silinder panjang dan berongga dengan diameter luar sekitar 25 nm dan diameter dalam 12 nm. Ukuran panjangnya bermacam-macam mulai dari nanometer hingga mikrometer. Agar lebih jelas, silahkan lihat gambar mikrotubulus dibawah ini.
Mikrotubulus tersusun atas molekul-molekul lingkaran protein globular yang disebut tubulin, yang secara impulsif bergabung pada kondisi tertentu membentuk silinder panjang berongga. Tiap molekul tubulin terdiri dari dua subunit polipeptida yang serupa, yaitu α-tubulin dan β-tubulin.
Setiap molekul tubulin mempunyai bobot molekul sekitar 110.000 dalton dan merupakan dimer dari protein α-tubulin dan β-tubulin. Jika di iris melintang, mikrotubulus tampak tersusun atas 13 subunit dalam susunan heliks.
Subunit tersebut merupakan bab dari 13 benang tubulin, dimana masing-masing terangkai membentuk heliks yang menjadi bab dari dinding mikrotubulus. Kedua jenis tubulin ini tersusun berselang-seling sepanjang benang.
Pengamatan memakai HVEM memperlihatkan bahwa bab sitoplasma yang berada di sela-sela organel tampak penuh dengan anyaman trimatra dari benang-benang yang sangat halus yang disebut jejala mikrotrabekular.
Selain itu, terdapat juga filamen-filamen yang bermatra lebih besar yang dikelompokkan menjadi 3 bab menurut struktur dan garis tengahnya, yakni mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermedia.
Mikrotubulus sanggup ditemukan di dalam sitoplasma seluruh sel eukariotik. Organel ini berbentuk batang lurus dan berongga dengan ukuran kecil, melengkung, berbentuk silendris, dan kaku. Mikrotubulus bisa dijumpai disetiap sel yang sedang mengalami proses pembelahan.
Mikrotubulus tersusun dari protein yang dikenal sebagai tubulin. Struktur mikrotubulus sangat menarik dan hampir serupa di semua jenis organisme.
Secara negatif, analisis ultrastruktural memperlihatkan noda pada potongan mikrotubulus, ini mengambarkan bahwa dindingnya ialah polimer yang tersusun atau subunit globular.
Ketika mikrotubulus dipotong melintang dari dinding sel memperlihatkan 13 subunit yang memutar sehingga membentuk dinding. Ketika permukaannya dilihat secara membujur maka akan memperlihatkan protofilament.
Ketika mikrotubulus retak, 13 protofilament pembuat dinding sel bisa dilihat. Hal ini memperlihatkan bahwa perkumpulan dari subunit mengitari dinding mikrotubulus.
Berkas subunit-subunit tadi terlihat membentuk pola spiral yang merupakan heterodimer yang terdiri dari dua subunit globular yang saling terikat erat. Subunit-subunit ini merupakan protein sejenis yang diberi nama α-tubulin dan β-tubulin.
Setiap protein terdiri dari ikatan polipeptida tunggal yang panjangnya kira-kira 500 asam amino. Spiral ini kemudian membentuk tabung berlubang dengan panjang 200 nm hingga 25 mikrometer, diameter 25 nm dan tebal 5 nm.
Mikrotubulus bisa dibongkar dan tubulinnya bisa dipakai untuk membangun mikrotubulus dimana saja di dalam sel.
Hasil analisis kandungan kimia mikrotubulus ditemukan bahwa kandungan keseluruh protein (α-tubulin dan β-tubulin), diperkirakan berat molekulnya sekitar 54.000 dalton. Molekul tubulin bisa ditemukan pada sel-sek eukariota, terutama pada otak vertebrata.
Pada banyak sel, mikrotubulus tumbuh dari sentrosom, suatu organel yang terletak di akrab nukleus. Mikrotubulus kemudian memanjang dengan manambah molekul tubulin di ujung-ujungnya. Tubulin sanggup melaksanakan polimerisasi membentuk mikrotubulus.
Uji coba polimerisasi bisa dilakukan dengan adonan tubulin, larutan penyangga, dan GTP pada suhu 37 derajat celcius. Dalam alurnya, jumlah polimer mikrotubulus mengikuti kurva sigmoid.
Pada tahap log, setiap molekul tubulin berasosiasi untuk membentuk agregat yang agak stabil. Beberapa diantaranya lanjut membentuk mikrotubulus.
Ketika elongasi, setiap subunit berkaitan dengan ujung-ujung mikrotubulus. Pada tahap plato (mirip dengan tahapan log pada pembelahan sel), polimerisasi dan depolimerisasi berlangsung secara seimbang lantaran jumlah tubulin bebas yang ada cukup.
Dalam proses pembentukan mikrotubulus, sebelum molekul-molekul tubulin diubah menjadi mikrotubulus. Dilakukan terlebih dahulu menyusun diri membentuk protofilamen dengan jalan subunit β-tubulin dari sebuah molekul tubulin berikatan dengan subunit α dari molekul tubulin yang lain yang ada disampingnya.
Satu buah mikrotubulus yang terdiri dari 13 protofilamen yang tersusun membentuk suatu lingkaran. Jika 3 buah protofilamen dari mikrotubulus A, menjadi miliki mikrotubulus B, maka dua buah mikrotubulus disebut dengan doublet.
Mikrotubulus mempunyai kutub faktual dan kutub negatif. Kutub faktual merupakan kutub yang pertumbuhannya cepat, sedangkan kutub negatif merupakan kutub yang pertumbuhannya lambat. Hal ini diakibatkan oleh susunan profilamen yang sejajar satu dengan yang lainnya dan sesuai dengan polaritas masing-masing.
Sifat labil ini berfungsi untuk menerangkan arah pertumbuhannya. Mikrotubulus yang kedua ujungnya terdapat bebas di dalam sitoplasma akan segera lenyap.
Mikrotubulus yang tumbung dengan ujung negatif menempel pada sentroma sanggup dibikin stabil apabila ujung positifnya di lindungi, sehingga menghalangi terjadinya depolimerisasi.
Mikrotubulus labil sanggup ditemukan di dalam sitoplasma, oleh alasannya yakni itu dinamakan mikrotubulus sitoplasmik. Jenis ini seringkali tersusun secara sejajar terhadap satu sama lain, menyerupai yang terdapat dalam aksoplasma sel saraf.
Namun, bisa kita lihat terpancar dari satu sentra ke akrab inti menyerupai yang terlihat pada sel yang sedang membelah. Mikrotubulus sitoplasmik bisa memperlihatkan polaritas pada sel dan membantu mengatur sel, gerakan sel, dan memilih bidang pembelahan sel.
Mikrotubulus sitoplasmik yang ada di dalam sel pada stadium interfase dari sel yang dibiakkan, sanggup dilihat dengan teknik immunofluoresen. Mikrotubulus paling banyak terlihat disekitar inti, terpancar dalam bentuk anyaman benang-benang halus kearah perifer sel.
Asal mikrotubulus bisa diketahui dengan niscaya dengan cara mendepolimerisasi dan membiarkannya tumbuh kembali. mikrotubulus yang tumbuh kembali semula akan terlihat menyerupai bintik kecil yang berbentuk bintang, oleh alasannya yakni itu disebut aster terletak di akrab inti.
Pancaran benang halus memanjang ke arah tepi sel, hingga penyebaran awal terbentuk kembali. D aerah kawasan munculnya aster disebut MTOC (microtubule organizing center). Dari MTOC bisa diketahui bahwa kutub faktual menjauhi MTOC, sedangkan kutub negatif mendekati MTOC.
Kegiatan dan fungsi mikrotubula dipengaruhi oleh kelabilannya. Salah satu teladan yang paling mencolok yakni terbentuknya gelondong mitosis, yang terbentuk sehabis mikrotubula sitoplasma terurai sehabis mitosis. Mikrotubula ini sangat labil, cepat terakit dan cepat pula terurai.
Hal tersebutlah yang menciptakan gelondong mitosis peka terhadap efek obat-obatan menyerupai colcisine. Obat ini bisa menghentikan mitosis untuk sementara waktu, senyawa yang sanggup menghambat mitosisi disebut dengan antimitosis. Zat amitosis bisa mencegah sel membelah, sehingga sanggup mengambat pertumbuhan sel kanker.
Organel yang tersusun atas mikrotubulus ialah sentriol, silia, dan flagela. Pada sentrosom sel binatang terdapat sepasang sentiol, dimana masing-masing tersusun atas sembilan pasang triplet mikrotubula yang tersusun dalam satu cincin. Masing-masing triplet terdiri atas satu mikrotubula lengkap dan dua mikrotubula tidak lengkap.
Triplet disusun paralel satu sama lain dan membentuk tubuh silindris dengan diameter 150-250 nm. Sembilan triplet ini kemudian membentuk dinding sentriol. Setiap triplet tidak tegak lurus dengan inti tabung, melainkan agak miring.
Sentriol dibuat dari polimerisasi dimer-dimer (gabungan tubulin alfa dan tubulin beta) yang jumlahnya sembilan dan dihubungkan ke sentra oleh protein. Cincin tertutup akan semakin panjang lantaran pertambahan dimer-dimer yang membentuknya.
Pada bab dasar akan membentuk cincin terbuka satu yang menempel pada bab basal cincin tertutup. Bagian dasar cincin terbuka satu akan terbentuk cincin terbuka dua yang menempel pada bab dasar cincin terbuka satu.
Cincin-cincin ini akan mengalami polimerisasi sehingga terbentuklah sentriol berbentuk tabung dengan lebar 0,2 makrometter dan panjang 0,4 makrometer. Sentriol disini berfungsi membentuk benang spindel untuk memisahkan kromosom.
Sebahagian sel binatang mempunyai MTOC atau sentra sel yang disebut sentrosom. sentrosom berada di salah satu sisi inti dan padanya tedapat seapasang sentriol yang terusun tegak lurus satu sama lain. Perlu diketahui bahwa tidak semua MTOC mempunyai sentriol, contohnya MTOC pada sel tumbuhan.
Disini mikrotubulus aster muncul dari sentroma yang hanya terdiri dari materi pada elektron. Demikian juga sentriol tidak ditemukan di gelondong meosisi osit mencit, walaupun kemudian akan terlihat pada perkembangan embrio.
Oleh alasannya yakni itu, tida menyerupai aksonem silia yang tumbuh pribadi dari sentriola, mikrotubulus sitoplasmik tidak pribadi berpangkal pada sentriol itu sendiri. Tapi timbul dari materi tanpa gatra yang terdapat di sekeliling sentriol.
Mikrotubulus dalam struktur sel cenderung berada dalam salah satu keadaan yaitu tumbuh terus menerus secara ajeg atau terurai dengan cepat. Mikrotubulus juga cenderung berada dalam keadaan menyerupai telah terurai.
Usia rata-rata mikrotubulus fibroblas dalam kultur sel pada stadium interfase kurang dari 10 menit. Pancaran mikrotubula dari sentrosom terlihat selalu berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan dan perombakannya.
Selain sebagai sitoskeleton, mikrotubulus juga berfungsi untuk pergerakan sel yakni menggetarkan silia dan flagel (alat bantu pergerakan sel). Sillia umumnya relatif pendek (5-10 µm) dari pada flagella (150 µm) dan jumlahnya lebih banyak.
Meskipun berbeda dalam hal panjang, jumlah per sel dan pola kibasannya mempunyai kesamaan ultrastruktur.
Pada flagella terbentuk dua cincin tertutup yang dihubungkan oleh protein dan dibungkus oleh selaput yang membentuk poros yang disebut aksoneme. Unsur-unsur aksoneme dari sillia dan flagel hampir sama dan berisi 9+2 susunan mikrotubulus.
Sementara itu, sembilan mikrotubulus doublet yang mengelilingi aksoneme akan dihubungkan oleh batang-batang penghubung yang disebut spoke.
Pada bab doublet cincin luar akan membentuk cincin terbuka. Cincin terbuka terikat pada cincin tertutup yang dihubungkan oleh cincin tertutup di sebelahnya yang akan dihubungkan oleh kedua lengan yang disebut dynein. Dynein mempunyai gugus ATP-ase sehingga dynein bertanggung jawab pada hidrolisis ATP.
Pada bab korteks dari dinding sel, terdapat array mikrotubulus yang memilih posisi mikrofibrillis. Penyusunan mikrofibrilis ini bertujuan memilih arah perkembangan dinding sel, bentuk simpulan sel, dan pola pembelahan sel.
Dalam strukturnya pada dinding sel, mikrofibrillis seluloasa saling silang dalam jaringan yang diikat oleh hemiselulosa.
Jaringan ini saling ekstensif dengan jaringan polisakarida pektin. Jaringan selulosa-hemiselulosa memperlihatkan kekuatan tegangan sementara jaringan pektin melawan kompresi.
Di dalam dinding sel utama, jumlah ketiganya secara bernafsu sama, namun lamela tengah mempunyai lebih banyak pektin untuk merekatkan sel yang berdekatan.
Demikianlah pembahasan lengkap mengenai pengertian, gambar, struktur, letak, dan fungsi Mikrotubulus. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau penjabaran, tolong beri tahu kami biar segera kami perbaiki. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu. Terimakasih sudah berkunjung.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrotubulus
https://lokermanfaat.blogspot.com/search?q=mikrotubulus-pengertian-gambar-struktur
Sumber https://bacacoding.blogspot.com/
Daftar isi
Mikrotubulus tersusun atas molekul-molekul lingkaran protein globular yang disebut tubulin, yang secara impulsif bergabung pada kondisi tertentu membentuk silinder panjang berongga. Tiap molekul tubulin terdiri dari dua subunit polipeptida yang serupa, yaitu α-tubulin dan β-tubulin.
Setiap molekul tubulin mempunyai bobot molekul sekitar 110.000 dalton dan merupakan dimer dari protein α-tubulin dan β-tubulin. Jika di iris melintang, mikrotubulus tampak tersusun atas 13 subunit dalam susunan heliks.
Subunit tersebut merupakan bab dari 13 benang tubulin, dimana masing-masing terangkai membentuk heliks yang menjadi bab dari dinding mikrotubulus. Kedua jenis tubulin ini tersusun berselang-seling sepanjang benang.
A. Sejarah Penemuan Mikrotubulus
Mikrotubulus pertama kali ditemukan oleh Keith Porter dan teman sejawatnya. Cara untuk melihat sel bukan dengan penyelubungan (embedding) dan penyayatan, tapi memakai HVEM (High Voltage Electrom Microscope).Pengamatan memakai HVEM memperlihatkan bahwa bab sitoplasma yang berada di sela-sela organel tampak penuh dengan anyaman trimatra dari benang-benang yang sangat halus yang disebut jejala mikrotrabekular.
Selain itu, terdapat juga filamen-filamen yang bermatra lebih besar yang dikelompokkan menjadi 3 bab menurut struktur dan garis tengahnya, yakni mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermedia.
B. Struktur Mikrotubulus
Mikrotubulus sanggup ditemukan di dalam sitoplasma seluruh sel eukariotik. Organel ini berbentuk batang lurus dan berongga dengan ukuran kecil, melengkung, berbentuk silendris, dan kaku. Mikrotubulus bisa dijumpai disetiap sel yang sedang mengalami proses pembelahan.
Mikrotubulus tersusun dari protein yang dikenal sebagai tubulin. Struktur mikrotubulus sangat menarik dan hampir serupa di semua jenis organisme.
Secara negatif, analisis ultrastruktural memperlihatkan noda pada potongan mikrotubulus, ini mengambarkan bahwa dindingnya ialah polimer yang tersusun atau subunit globular.
Ketika mikrotubulus dipotong melintang dari dinding sel memperlihatkan 13 subunit yang memutar sehingga membentuk dinding. Ketika permukaannya dilihat secara membujur maka akan memperlihatkan protofilament.
Ketika mikrotubulus retak, 13 protofilament pembuat dinding sel bisa dilihat. Hal ini memperlihatkan bahwa perkumpulan dari subunit mengitari dinding mikrotubulus.
Berkas subunit-subunit tadi terlihat membentuk pola spiral yang merupakan heterodimer yang terdiri dari dua subunit globular yang saling terikat erat. Subunit-subunit ini merupakan protein sejenis yang diberi nama α-tubulin dan β-tubulin.
Setiap protein terdiri dari ikatan polipeptida tunggal yang panjangnya kira-kira 500 asam amino. Spiral ini kemudian membentuk tabung berlubang dengan panjang 200 nm hingga 25 mikrometer, diameter 25 nm dan tebal 5 nm.
Mikrotubulus bisa dibongkar dan tubulinnya bisa dipakai untuk membangun mikrotubulus dimana saja di dalam sel.
Hasil analisis kandungan kimia mikrotubulus ditemukan bahwa kandungan keseluruh protein (α-tubulin dan β-tubulin), diperkirakan berat molekulnya sekitar 54.000 dalton. Molekul tubulin bisa ditemukan pada sel-sek eukariota, terutama pada otak vertebrata.
C. Proses Pembentukan Mikrotubulus
Pada banyak sel, mikrotubulus tumbuh dari sentrosom, suatu organel yang terletak di akrab nukleus. Mikrotubulus kemudian memanjang dengan manambah molekul tubulin di ujung-ujungnya. Tubulin sanggup melaksanakan polimerisasi membentuk mikrotubulus.
Uji coba polimerisasi bisa dilakukan dengan adonan tubulin, larutan penyangga, dan GTP pada suhu 37 derajat celcius. Dalam alurnya, jumlah polimer mikrotubulus mengikuti kurva sigmoid.
Pada tahap log, setiap molekul tubulin berasosiasi untuk membentuk agregat yang agak stabil. Beberapa diantaranya lanjut membentuk mikrotubulus.
Ketika elongasi, setiap subunit berkaitan dengan ujung-ujung mikrotubulus. Pada tahap plato (mirip dengan tahapan log pada pembelahan sel), polimerisasi dan depolimerisasi berlangsung secara seimbang lantaran jumlah tubulin bebas yang ada cukup.
Dalam proses pembentukan mikrotubulus, sebelum molekul-molekul tubulin diubah menjadi mikrotubulus. Dilakukan terlebih dahulu menyusun diri membentuk protofilamen dengan jalan subunit β-tubulin dari sebuah molekul tubulin berikatan dengan subunit α dari molekul tubulin yang lain yang ada disampingnya.
Satu buah mikrotubulus yang terdiri dari 13 protofilamen yang tersusun membentuk suatu lingkaran. Jika 3 buah protofilamen dari mikrotubulus A, menjadi miliki mikrotubulus B, maka dua buah mikrotubulus disebut dengan doublet.
Mikrotubulus mempunyai kutub faktual dan kutub negatif. Kutub faktual merupakan kutub yang pertumbuhannya cepat, sedangkan kutub negatif merupakan kutub yang pertumbuhannya lambat. Hal ini diakibatkan oleh susunan profilamen yang sejajar satu dengan yang lainnya dan sesuai dengan polaritas masing-masing.
D. Jenis-jenis Mikrotubulus
Mikrotubulus sanggup dikelompokkan menjadi dua, yaitu:1. Mikrotubulus Stabil
Merupakan mikrotubulus yang sanggup diawetkan dengan larutan fisikatif apapun, misanlnya: OsO4, MnO4 atau aldehida dan suhu berapapun. Contoh dari mikrotubulus stabil yakni pembentukan silia dan flagella.2. Mikrotubulus Labil
Merupakan mikrotubulus yang hanya bisa diawetkan dengan larutan fisikatif aldehida dan pada suhu sekitar 40 derajat celcius. Contoh dari mikrotubulus labil yakni mikrotubulus pembentuk delondong pembelahan.Sifat labil ini berfungsi untuk menerangkan arah pertumbuhannya. Mikrotubulus yang kedua ujungnya terdapat bebas di dalam sitoplasma akan segera lenyap.
Mikrotubulus yang tumbung dengan ujung negatif menempel pada sentroma sanggup dibikin stabil apabila ujung positifnya di lindungi, sehingga menghalangi terjadinya depolimerisasi.
Mikrotubulus labil sanggup ditemukan di dalam sitoplasma, oleh alasannya yakni itu dinamakan mikrotubulus sitoplasmik. Jenis ini seringkali tersusun secara sejajar terhadap satu sama lain, menyerupai yang terdapat dalam aksoplasma sel saraf.
Namun, bisa kita lihat terpancar dari satu sentra ke akrab inti menyerupai yang terlihat pada sel yang sedang membelah. Mikrotubulus sitoplasmik bisa memperlihatkan polaritas pada sel dan membantu mengatur sel, gerakan sel, dan memilih bidang pembelahan sel.
Mikrotubulus sitoplasmik yang ada di dalam sel pada stadium interfase dari sel yang dibiakkan, sanggup dilihat dengan teknik immunofluoresen. Mikrotubulus paling banyak terlihat disekitar inti, terpancar dalam bentuk anyaman benang-benang halus kearah perifer sel.
Asal mikrotubulus bisa diketahui dengan niscaya dengan cara mendepolimerisasi dan membiarkannya tumbuh kembali. mikrotubulus yang tumbuh kembali semula akan terlihat menyerupai bintik kecil yang berbentuk bintang, oleh alasannya yakni itu disebut aster terletak di akrab inti.
Pancaran benang halus memanjang ke arah tepi sel, hingga penyebaran awal terbentuk kembali. D aerah kawasan munculnya aster disebut MTOC (microtubule organizing center). Dari MTOC bisa diketahui bahwa kutub faktual menjauhi MTOC, sedangkan kutub negatif mendekati MTOC.
E. Fungsi Mikrotubulus
Berikut ini yakni fungsi utama dari mikrotubulus, yaitu:- Sebagai penyusun sitoskeleton terbesar.
- Sebagai sarana transpor material di dalam sel.
- Sebagai struktur sporting bagi fungsi-sungsi organel lainnya.
- Mempertahankan bentuk sel (balok penahan tekanan).
- Motilitas sel menyerupai pada sillia atau flagella.
- Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel dan pergerakan sel.
F. Proses yang terjadi pada Mikrotubulus
Kegiatan dan fungsi mikrotubula dipengaruhi oleh kelabilannya. Salah satu teladan yang paling mencolok yakni terbentuknya gelondong mitosis, yang terbentuk sehabis mikrotubula sitoplasma terurai sehabis mitosis. Mikrotubula ini sangat labil, cepat terakit dan cepat pula terurai.
Hal tersebutlah yang menciptakan gelondong mitosis peka terhadap efek obat-obatan menyerupai colcisine. Obat ini bisa menghentikan mitosis untuk sementara waktu, senyawa yang sanggup menghambat mitosisi disebut dengan antimitosis. Zat amitosis bisa mencegah sel membelah, sehingga sanggup mengambat pertumbuhan sel kanker.
Organel yang tersusun atas mikrotubulus ialah sentriol, silia, dan flagela. Pada sentrosom sel binatang terdapat sepasang sentiol, dimana masing-masing tersusun atas sembilan pasang triplet mikrotubula yang tersusun dalam satu cincin. Masing-masing triplet terdiri atas satu mikrotubula lengkap dan dua mikrotubula tidak lengkap.
Triplet disusun paralel satu sama lain dan membentuk tubuh silindris dengan diameter 150-250 nm. Sembilan triplet ini kemudian membentuk dinding sentriol. Setiap triplet tidak tegak lurus dengan inti tabung, melainkan agak miring.
Sentriol dibuat dari polimerisasi dimer-dimer (gabungan tubulin alfa dan tubulin beta) yang jumlahnya sembilan dan dihubungkan ke sentra oleh protein. Cincin tertutup akan semakin panjang lantaran pertambahan dimer-dimer yang membentuknya.
Pada bab dasar akan membentuk cincin terbuka satu yang menempel pada bab basal cincin tertutup. Bagian dasar cincin terbuka satu akan terbentuk cincin terbuka dua yang menempel pada bab dasar cincin terbuka satu.
Cincin-cincin ini akan mengalami polimerisasi sehingga terbentuklah sentriol berbentuk tabung dengan lebar 0,2 makrometter dan panjang 0,4 makrometer. Sentriol disini berfungsi membentuk benang spindel untuk memisahkan kromosom.
Sebahagian sel binatang mempunyai MTOC atau sentra sel yang disebut sentrosom. sentrosom berada di salah satu sisi inti dan padanya tedapat seapasang sentriol yang terusun tegak lurus satu sama lain. Perlu diketahui bahwa tidak semua MTOC mempunyai sentriol, contohnya MTOC pada sel tumbuhan.
Disini mikrotubulus aster muncul dari sentroma yang hanya terdiri dari materi pada elektron. Demikian juga sentriol tidak ditemukan di gelondong meosisi osit mencit, walaupun kemudian akan terlihat pada perkembangan embrio.
Oleh alasannya yakni itu, tida menyerupai aksonem silia yang tumbuh pribadi dari sentriola, mikrotubulus sitoplasmik tidak pribadi berpangkal pada sentriol itu sendiri. Tapi timbul dari materi tanpa gatra yang terdapat di sekeliling sentriol.
G. Mikrotubulus Pada Sel Hewan
Mikrotubulus pada sel binatang cenderung memancar ke segala arah dari sentrosom. sel binatang bersifat polar, dan perekrutan tubulin menjadi mikrotubula dipantau sedemikian rupa sehingga mikrotubula yang terbentuk menjulur ke arah tertentu dari sel. Mekanisme yang terjadi terlihat menyerupai sifat dinamis dari mikrotubulus.Mikrotubulus dalam struktur sel cenderung berada dalam salah satu keadaan yaitu tumbuh terus menerus secara ajeg atau terurai dengan cepat. Mikrotubulus juga cenderung berada dalam keadaan menyerupai telah terurai.
Usia rata-rata mikrotubulus fibroblas dalam kultur sel pada stadium interfase kurang dari 10 menit. Pancaran mikrotubula dari sentrosom terlihat selalu berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan dan perombakannya.
Selain sebagai sitoskeleton, mikrotubulus juga berfungsi untuk pergerakan sel yakni menggetarkan silia dan flagel (alat bantu pergerakan sel). Sillia umumnya relatif pendek (5-10 µm) dari pada flagella (150 µm) dan jumlahnya lebih banyak.
Meskipun berbeda dalam hal panjang, jumlah per sel dan pola kibasannya mempunyai kesamaan ultrastruktur.
Pada flagella terbentuk dua cincin tertutup yang dihubungkan oleh protein dan dibungkus oleh selaput yang membentuk poros yang disebut aksoneme. Unsur-unsur aksoneme dari sillia dan flagel hampir sama dan berisi 9+2 susunan mikrotubulus.
Sementara itu, sembilan mikrotubulus doublet yang mengelilingi aksoneme akan dihubungkan oleh batang-batang penghubung yang disebut spoke.
Pada bab doublet cincin luar akan membentuk cincin terbuka. Cincin terbuka terikat pada cincin tertutup yang dihubungkan oleh cincin tertutup di sebelahnya yang akan dihubungkan oleh kedua lengan yang disebut dynein. Dynein mempunyai gugus ATP-ase sehingga dynein bertanggung jawab pada hidrolisis ATP.
H. Mikrotubulus pada Sel Tumbuhan
Mikrotubulus mempunyai tugas penting pada sel tumbuhan terutama pada dinding sel tanaman. Dinding sel tumbuhan merupakan metriks ekstraseluler yang kokoh. Dinding sel ini tersusun atas mikrofibrils dalam banyak matriks polisakarida dan glikoprotein yang saling silang.Pada bab korteks dari dinding sel, terdapat array mikrotubulus yang memilih posisi mikrofibrillis. Penyusunan mikrofibrilis ini bertujuan memilih arah perkembangan dinding sel, bentuk simpulan sel, dan pola pembelahan sel.
Dalam strukturnya pada dinding sel, mikrofibrillis seluloasa saling silang dalam jaringan yang diikat oleh hemiselulosa.
Jaringan ini saling ekstensif dengan jaringan polisakarida pektin. Jaringan selulosa-hemiselulosa memperlihatkan kekuatan tegangan sementara jaringan pektin melawan kompresi.
Di dalam dinding sel utama, jumlah ketiganya secara bernafsu sama, namun lamela tengah mempunyai lebih banyak pektin untuk merekatkan sel yang berdekatan.
I. Senyawa yang Berpengaruh Terhadap Mikrotubulus
- Colcicine, colcemid, nocadazole,
- Vinblastine, vincristine.
- Taxol berfungsi:
- Menghambat penambahan molekul tubulin ke mikrotubulus dan mengakibatkan depolimerisasi mikrotubulus.
- Memacu pembentukan kelompokkan parakristalin dari tubalin, mengakibatkan depolimerisasi mikrotubulus.
- Memacu perakitan mikrotubulus, menstabilkan mikrotubulus.
Demikianlah pembahasan lengkap mengenai pengertian, gambar, struktur, letak, dan fungsi Mikrotubulus. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau penjabaran, tolong beri tahu kami biar segera kami perbaiki. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu. Terimakasih sudah berkunjung.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrotubulus
https://lokermanfaat.blogspot.com/search?q=mikrotubulus-pengertian-gambar-struktur
Sumber https://bacacoding.blogspot.com/