Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rizali Haris Nasution Bermodal 60 Juta Bisa Bantu Ribuan Keluarga Di Sumatera Utara

6 Pengusaha Muda Ini Buktikan Usia Bukan Penghalang Untuk Sukses

“Tahun 1998 itu kami mulai tidak sreg. Itu sebabnya aku dan teman-teman mulai melaksanakan kajian terhadap aktivitas yang selama ini kami laksanakan. Dan ternyata, kami menemukan faktor kemiskinan yang mengakibatkan tidak peduli dengan aktivitas yang kami jalankan,” kenang Rizali.

Mendapat Inspirasi Dari Bangladesh

Setelah berpikir kembali bagaimana cara menyebarkan bisnis pembiayaan, Rizali dan teman-teman, menerima wangsit dari dongeng seorang pengusaha asal Bangladesh. Saat ia dan rekan-rekannya mulai frustrasi, Rizali mendapatkan kesempatan untuk mengenal sistem Grameen Bank atau bank untuk rakyat miskin, yang kala itu sukses membantu banyak perempuan di Bangladesh, keluar dari jerat kemiskinan.

Dari situlah, ia bersama tim mencoba untuk mendalami konsep yang ditawarkan oleh perjuangan pembiayaan yang bisa memberi manfaat besar bagi masyarakat ekonomi kurang mampu.

“Kami lalu mendapatkan kesempatan berguru dua ahad di Bangladesh wacana sistem itu. Dan begitu pulang ke Tanah Air, kami melaksanakan sejumlah modifikasi, supaya tetap sesuai dengan basis gerakan kami yakni pendidikan dan kesehatan. Dan pada 12 Juni 1999, dengan modal Rp60 Juta, kami mulai menjalankan Program yang kami bangkit nama Pokmas-Mandiri,” dongeng Pemenang Kick Andy Heroes 2015 itu.

Mendirikan Pokmas-Mandiri

Dari sini Pokmas-Mandiri sebagai tubuh perjuangan pembiayaan masyarakat miskin mulai digulirkan. Program ini secara umum pembantu pembiayaan untuk rakyat miskin mulai dari Rp500 ribu-Rp5 Juta yang bisa diperoleh secara bertahap. Sasaran dari aktivitas yang telah berbadan aturan koperasi semenjak 2004 itu, yaitu perempuan yang benar-benar berkeinginan untuk menyejahterakan keluarga, dan mempunyai planning perjuangan mikro yang realistis.

“Syarat mendapatkan pembiayaan dari kami yaitu perempuan dan harus miskin. Semakin miskin seorang perempuan, semakin layak beliau mendapatkan tunjangan pembiayaan. Sehingga mereka bisa memulai perjuangan bermodal kecil ibarat menjual mi, bakso, keripik, sayur, toko kelontong, dan perjuangan mikro lainnya yang bermodal kecil, tapi berputar dengan cukup cepat,” jelasnya.

Saat ditanya wacana bagaimana azas dasar dari Pokmas-Mandiri, Rizali menyatakan bahwa semuanya menurut azas kejujuran. Ia percaya bahwa proses yang baik untuk membantu sesama sanggup berjalan juga kalau disertai dengan kejujuran antar setiap anggota.

Mengenai sistem tunjangan pendanaan tersebut, setiap pengaju bisa mengumpulkan satu kelompok yang terdiri dari 4 sampai 7 orang. Anggota kumpulan saling mengenal dengan baik dan tinggal berdekatan. Beberapa kumpulan bersatu menjadi sebuah rembuk (maksimal 40 orang). Rembuk yaitu sentra pertemuan mingguan (weekly meeting centre).

Baca juga: Nadia Mutia Rahma, Wanita Muda Founder Kloom Clogs, Produk Sepatu Kelom yang Sukses Dipasarkan Hingga ke Eropa

“Kita hanya berupaya supaya mereka mendapatkan modal, mempunyai perencanaan usaha, dan bisa menjalankan usahanya dengan baik sehingga kesudahannya sanggup dipakai untuk menyejahterakan keluarga. Ya kalaupun gagal, kita tidak akan mengejar-ngejar mereka. Paling mereka tidak bisa mendapatkan tunjangan lagi. Dan kalau meninggal, pinjaman yang berjalan kami hapuskan, kecuali hebat warisnya mau melanjutkan,” terperinci Rizali.

Hingga ketika ini, terkait dengan pencapaian Pokmas-Mandiri, setidaknya sudah ada lebih dari 40ribu perempuan dari keluarga kekurangan yang tergabung dalam aktivitas tersebut. Mereka berasal dari aneka macam wilayah mulai dari Deli Serdang, Asahan, Tanjung Balai, Langkat dan Binjai.



Sumber http://pusatgratisku.blogspot.com/